REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa Bangsa Ban Ki-moon menegaskan kembali seruannya untuk menyelesaikan krisis politik di Suriah karena berlanjutnya akan memiliki dampak besar pada stabilitas seluruh wilayah.
Dalam briefing yang disampaikan pada Jumat di Majelis Umum PBB mengenai laporan senjata kimia yang digunakan di Suriah, Ban juga mengatakan bahwa Suriah sekarang siap untuk penyelesaian politik dalam konteks konferensi internasional yang akan diselenggarakan di Jenewa pada Januari .
Dia meminta semua pihak bekerja untuk menghentikan pertempuran dan memenuhi aspirasi rakyat Suriah melalui penyelesaian damai, dan mendesak masyarakat internasional untuk melakukan yang terbaik guna mencapai hal ini.
Ban mengatakan dalam laporan komite yang menyelidiki senjata kimia yang digunakan di Suriah, yang dipimpin oleh Ake Selstrom, menegaskan bahwa senjata kimia digunakan terhadap warga sipil dan lokasi militer di lima wilayah di Suriah: Khan al-Assad, Damaskus Ghouta, Jobar, Saraqeb dan Ashrafiyet Sahnaya, sementara itu tidak dikonfirmasi bahwa senjata-senjata itu digunakan di al-Bahariye di pinggiran Damaskus dan di Sheikh Maqsoud di Aleppo .
Sekretaris Jenderal menyerukan posisi internasional bersatu menentang penggunaan senjata kimia, menyerukan semua negara untuk bergabung dengan Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW)sesegera mungkin.
Dia menyimpulkan dengan mengatakan bahwa masyarakat internasional mengharapkan Suriah menegakkan komitmennya mengenai pembuangan senjata kimia, menekankan bahwa semua pihak di Suriah dan negara-negara lain harus mendukung dan memfasilitasi proses ini.