REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Transportasi Djoko Setijowarna mengatakan PT Kereta Api Indonesia dan PT Pertamina tidak perlu saling menyalahkan terkait kecelakaan kereta rel listrik (KRL) di Bintaro Jakarta, Senin (9/12) kemarin.
"Kecelakaan KRL yang terjadi di Bintaro awal pekan ini adalah kecelakaan lalu lintas," kata Djoko Setijowarno ketika dihubungi melalui telepon selulernya, Sabtu (14/12).
Menurut dia, penyebab kecelakaan kereta antara KRL dan truk tangki di pelintasan kereta di Bintaro, Jakarta pada Senin (9/12), masih dalam penyelidikan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT). Semua pihak terkait diharap agar menunggu hasilnya.
Jika mencermati kecelakaan tersebut, ia mengimbau agar PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Pertamina sama-sama melakukan koreksi diri dan melakukan pembenahan ke dalam.
Terhadap PT Pertamina, Djoko mengusulkan agar kendaraan tangki pengangkut bahan bakar minyak (BBM), tonasenya disesuaikan kemampuan jalan. Sementara untuk KAI, perlu diberlakukan operasional perawatan infrastruktur atau infrastructure maintenance and operation(IMO) untuk sarana dan prasarana kereta api.
Tak hanya itu Djoko juga melihat persoalan di seputar kecelakaan kereta api, adalah masih kurang disiplinnya masyarakat pengguna lendaraan yang menerobos pintu pelintasan kereta. Karenanya ia juga mengimbau pemerintah untuk terus-menerus melakukan sosialisasi soal penting disiplin di jalan raya.