Sabtu 14 Dec 2013 22:14 WIB

Kerry Yakin Perundingan Israel-Palestina Berjalan April

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Djibril Muhammad
John Kerry
Foto: Reuters/Jacquelyn Martin
John Kerry

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), John Kerry, tetap melaksanakan pertemuan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Jerusalem, Jumat (13/12), saat warga setempat diminta untuk tetap berdiam di rumah mereka akibat badai salju,

Sehari sebelumnya, Kamis (12/12), Kerry tiba di Ramallah dan bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas guna melancarkan misinya membawa Palestina dan Israel pada perundingan damai yang rencananya akan kembali digelar April mendatang.

Dalam kunjungannya Kerry bersama Netanyahu berdiskusi tentang kerangka kerja untuk mengakhiri konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. "Kedua kubu masih beritikad untuk berunding setelah sembilan bulan kami menyusun rencana itu," kata Kerry.

Sejauh ini Kerry cukup yakin waktu perundingan tidak akan berubah. Pada Juli lalu Isarel dan Palestina juga direncanakan berunding atas inisiasi AS, tapi gagal.

Diplomas AS menginginkan kedua pihak untuk menerima kerangka kerja yang dibuat dengan menyentuh semua isu seperti keamanan, masa depan Yerusalem dan para pengungsi, dan kesepakatan akhir kedua negara.

Palestina menginginkan kemerdekaan untuk wilayah Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur yang sempat diokupasi Israel pada 1967.

Sebuah sumber di Palestina menyebutkan mantan komandan pasukan AS di Palestina, Allen, telah membuat rencana yang memungkinkan militer Israel bertahan di Lembah Jordan selama 10 tahun mendatang.

Israel mengatakan pasukan mereka perlu tetap berada di sana untuk mencegah tentara dan militan Palestina masuki Tepi Barat dan melancarkan serangan.

Abbas menolak usulan itu. Namun ia mengatakan akan menerima jika yang berjaga di sana adalah tentara AS. "Kami akan berkerja dengan pendekatan yang menjamin keamanan Israel dengan tetap menghormati otoritas Palestina," kata Kerry.

Negosiator Palestina Saeb Erekat mengatakan Palestina menginginkan kebebasan atas wilayah yang dikuasasi Israel sejak 1767. "Kami tidak akan merima kedaulata Palestina yang dibatasi atas wilayah yang menjadi milik kami," kata Erekat seperti di kutip Alarabiya.

Palestina juga menginginkan pembebasan warga Palestina yang berada dalam tahanan Israel.

sumber : AP/ Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement