Sabtu 14 Dec 2013 23:26 WIB

Sekjen PBB: Pelaku Serangan Senjata Kimia Suriah Diberi Sanksi

Ban Ki Moon
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Ban Ki Moon

REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Jumat, menyeru masyarakat internasional untuk memberikan sanksi pada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas serangan senjata kimia di Suriah yang tercatat dalam laporan yang baru diumumkan.

Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa, yang dikeluarkan pada Kamis, itu menyimpulkan bahwa senjata (kimia) terlarang tersebut dipergunakan sedikitnya lima kali sebelum kemudian Damaskus setuju untuk memusnahkan gudang senjatanya.

"Saya mengutuk dengan kuat kemungkinan penggunaan senjata kimia di Suriah, yang melukai nilai-nilai kemanusiaan di seluruh dunia," kata Ban di hadapan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Laporan itu namun tidak menunjukkan pihak yang bertanggung jawab mengingat amanat inspektur tidak mencakup hal-hal itu.

"Masyarakat internasional mempunyai tanggung jawab moril dan politik untuk meminta pihak terkait bertanggung-jawab guna mencegah terulangnya insiden dan menjamin bahwa senjata kimia tidak akan pernah lagi menjadi senjata dalam perang," kata Ban.

Sekretaris jendral Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan dia "mendukung" kemajuan yang dibuat dalam upaya pemusnahan gudang senjata kimia Suriah.

"Masyarakat internasional terus berharap Republik Arab Suriah akan melaksanakan dengan kewajibannya untuk menyelesaikan pemusnahan itu pada paruh pertama 2014," katanya.

Berdasarkan kesepakatan internasional yang diambil untuk mencegah serangan militer Amerika Serikat pada rezim Damaskus -- yang menghasilkan resolusi bersejarah Dewan Keamanan -- maka senjata kimia Suriah yang paling berbahaya harus dikeluarkan dari negara itu sebelum 31 Desember dan dimusnahkan sebelum 30 Juni, 2014.

Pakar Swedia Ake Sellstrom, yang memimpin tim pemeriksa Perserikatan Bangsa Bangsa yang menyusun laporan itu, mengingatkan wartawan bahwa mandat tim pengawas tidak memperbolehkannya untuk menunjuk pihak-pihak yang bertanggung jawab.

"Fakta ini bisa dipakai oleh pihak lain yang mempunyai mandat...Saya tidak mempunyai informasi yang bisa digunakan di pengadilan," katanya.

Untuk menyelidik serangan itu "memerlukan lebih banyak usaha dan sumber daya" seperti yang dimiliki pemeriksa forensik, kata Sellstrom

Pemerintah barat dan Arab, kelompok hak-hak asasi manusia dan pemberontak Suriah menuduh rezim yang melakukan serangan itu.

Sementara itu Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya di Moskow dan Teheran menyalahkan pihak oposisi.

Angela Kane, pejabat tinggi Perserikatan Bangsa Bangsa untuk urusan perlucutan senjata, mengatakan bahwa "terserah pada negara-negara anggota untuk membuka bab baru terkait pertanggungjawaban."

Sampel yang dikumpulkan oleh para penyelidik, tambahnya, sudah disimpan dan menjadi milik Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Ban juga menyeru enam negara yang tidak menandatangani atau meratifikasi Konvensi Senjata Kimia -- yang melarang produksi, penimbunan, dan penggunaan senjata kimia -- untuk melakukan hal yang sama.

sumber : Antara/ AFP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement