REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi, Jawa Barat (Jabar), mengaku kesulitan memperoleh lahan resapan guna pengentasan banjir yang sering melanda Komplek Dosen IKIP dan Perumahan Bumi Nasio.
"Satu-satunya lahan yang memungkinkan dijadikan daerah resapan saat ini statusnya sedang bersengketa," ujar Kepala Bidang Tata Air pada Dinas Bina Barga dan Tata Air Kota Bekasi Nurul Furqon di Bekasi, Sabtu.
Ia mengatakan, lahan dengan luas sekitar 500 meter per segi itu semula dianggap sebagai lahan fasos/ fasum.
"Namun belakangan diketahui, ada orang yang mengklaim tanah itu milikinya. Kami tidak berani kalau lahan itu bermasalah," ujarnya.
Kodisi serupa juga dialami pihaknya dalam penanggulangan banjir di Perumahan Bumi Nasio, Kecamatan Jatiasih. Menurut dia, pemukiman tersebut sangat minim fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan resapan.
"Pemerintah kesulitan mencari lahan. Bahkan, nyaris tak ada fasilitas umum yang luas untuk dijadikan resapan air," katanya.
Menurut dia, penanggulangan banjir di kawasan tersebut perlu kajian panjang untuk menentukan alternatif lain selahan resapan air.
Furqon menyebutkan, sejauh ini penanggulangan banjir di dua perumahan itu hanya sebatas mengurangi lamanya genangan dengan menempatkan pompa air di dua perumahan tersebut.
"Di Dosen IKIP ada satu pompa, sedangkan di Bumi Nasio ada dua pompa," katanya.
Dua pemukiman padat penduduk itu memang menjadi langganan banjir sebabnya terletak di daerah cekungan.