REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laporan The Australian tentang dominasi Kristiani Herawati atau Ibu Ani Yudhoyono di Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono mengungkap peluang Ani Yudhoyono menggantikan SBY.
The Australian menulis, intelijen negeri kanguru tersebut memata-matai Ibu Ani untuk mempelajari rencana terselubung Ibu Ani untuk menciptakan sebuah dinasti kepresidenan di Indonesia.
Rencana yang disebut tak pernah berhasil itu mengungkap, Ibu Ani akan dicalonkan sebagai presiden pada Pemilihan Presiden 2014. Pencalonan ini setelah SBY menyelesaikan dua periode masa pemerintahannya.
Ibu Ani hanya akan menjadi pemimpin perantara dalam jangka waktu lima tahun. Sambil menyiapkan putra sulungnya, Agus Yudhoyono Harimurti untuk cukup matang mencalonkan diri sebagai presiden.
Penyadapan telepon Ibu Ani disebut dilakukan oleh Direktorat Sinyal Pertahanan (DSD) pada 2009. Sekarang, lembaga itu disebut dengan Direktorat Sinyal Australia. Sementara Badan Keamanan Nasional (NSA) Amerika Serikat diyakini telah menyadari dan mendukung adanya kegiatan mata-mata itu.