Ahad 15 Dec 2013 18:16 WIB

Gubernur NTB Resmikan Menara 99 Islamic Center

Red: Julkifli Marbun
ilustrasi Gubernur NTB M Zainul Majdi
Foto: Antara
ilustrasi Gubernur NTB M Zainul Majdi

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Gubernur Nusa Tenggara Barat TGH M Zainul Majdi meresmikan penggunaan Menara 99 Asma'ul Husna atau minaret masjid akbar di lokasi pembangunan Islamic Center yang terletak di jantung kota Mataram, Ahad.

Peresmian minaret itu ditandai dengan pengguntingan pita, disertai peninjauan lokasi hingga puncak menara yang terletak di lantai 16.

Hadir dalam acara peresmian itu, Manager Sosial Responsibility PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) H Kasan Mulyono, dan para tokoh agama Islam di wilayah NTB.

Pada kesempatan itu, Zainul mengapresiasi PTNNT yang telah mengalokasikan sebagian dana tanggung jawab sosial (CSR) guna membangun minaret dan kini sudah bisa dimanfaatkan.

Dana CSR PTNNT sebesar 38 juta dolar AS atau setara dengan sekitar Rp360 miliar, yang dikucurkan pada 2011 dan 2012.

Dana CSR itu masing-masing sebesar Rp140 miliar untuk Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat, dan sebesar Rp70 miliar untuk Pemerintah Kabupaten Sumbawa.

Dari Rp140 miliar yang menjadi hak Pemprov NTB, sebanyak Rp50 miliar di antaranya digunakan untuk mendukung kelanjutan pembangunan Islamic Center.

"Kami yakin minaret ini dibangun dengan standar yang baik, dan dapat digunakan oleh masyarakat NTB dalam waktu lama," ujarnya.

Menurut gubernur dari kalangan ulama itu, minaret merupakan alat untuk menyebarkan siar Islam agar umat Islam selalu berada dalam jalur yang benar dan dirahmati oleh Allah SWT.

Siar Islam yang disebarkan harus yang membawa kedamaian bagi umat Islam, dan umat lainnya, bahkan untuk seluruh makhluk Allah SWT.

"Harapan kami minaret sebagai salah satu simbol keislaman ini dapat dijaga oleh semua pihak, dan akan menjadi pengingat ketaqwaan kita kepada Allah SWT, dan nilai-nilai mulai dalam kehidupan bermasyarakat," ujar Zainul.

Sementara itu, Manajer Sosial Responsibility PTNNT H Kasan Mulyono mengatakan dari Rp50 miliar dana CSR itu, sebanyak Rp32 miliar di antaranya digunakan untuk pembangunan minaret tersebut.

"Sisanya atau sebanyak Rp18 miliar untuk kegiatan lain seperti pemindahan gedung sekolah SMP Negeri 6 Mataram, dan Sekolah Pertanian Pembangunan (SPP) Negeri Mataram, serta kegiatan operasional lainnya," ujarnya.

Pengelolaan proyek pembangunan minaret itu langsung ditangani manajemen PTNNT bersama kontraktor mitra kerjanya PT Wijaya Karya (Wika), dan dinas teknis terkait di Pemprov NTB bertindak sebagai supervisi.

Minaret merupakan bagian struktur masjid akbar yang tengah dibangun di kompleks Islamic Center, dan minaret itu lebih dulu dirampungkan pembangunannya yang dimulai sejak 6 Agustus 2012, dan kini sudah bisa dimanfaatkan, meskipun bangunan utama Islamic Center belum rampung.

Pembangunan Islamic Center pada areal seluas 6,7 hektare sejak 2010 itu diperkirakan rampung pada akhir 2015, dengan dukungan dana yang bersumber dari APBD NTB, sumbangan pengusaha/perusahaan, anggota korpri, sumbangan masyarakat, serta donasi dari negara-negara sahabat.

Sedangkan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB H Chaerul Maksul melaporkan, minaret itu berlantai 16, yang terdiri dari lantai dasar, dan lantai 1-14, serta lantai atap.

"Pada lantai 1-14 terdapat lantai untuk memandang sekelilingnya (viewing deck) pada lantai 3, 6, 9, dan 13, yang dibolehkan untuk pengunjung. Selain menggunakan tangga manual juga dilengkapi fasilitas lift penumpang berkapasitas maksimum 13 orang," ujarnya.

Chaerul mengatakan kawasan Islamic Center merupakan areal terintegrasi yang terbagi dalam empat blok yang di dalamnya terdapat beragam fasilitas yang keseluruhannya bernuansa Islami.

Fasilitas tersebut seperti bangunan utama masjid akbar yang dapat menampung lebih dari 10 ribu jemaah, yang dihiasi lima minaret yakni empat minaret setinggi 66 meter, dan satu minaret setinggi 99 meter.

Selain itu, ada gedung pertemuan, pusat kajiaan Islam, perpustakaan dan museum Islam, sekolah model Islam terpadu mulai jenjang Taman Kanak-kanak (TK) sampai jenjang SLTA serta pusat bisnis berkonsep syariah yang meliputi hotel, kolam renang, restoran, dan fasilitas rekreasi dan wisata lainnya.

"Hal ini tentunya sangat linier dengan ditetapkannya NTB pada tahun ini sebagai salah satu destinasi pariwista syariah di Indonesia oleh Kementerian Parekraf," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement