REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Michelle Bachelet yang berhaluan sosialis dan mantan presiden, kembali berkuasa di Chile menjadi presiden priode berikutnya negeri itu.
Dia memenangkan pemilihan umum setelah membawa platform menyempitkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. "Chile, kini, akhirnya, masa telah datang untuk melakukan perubahan," kata Bachelet kepada para pendukungnya di Santiago segera setelah dipastikan menang mutlak dalam pemilu. Dia ditemani anak-anaknya dan ibundanya, Angela Jeria.
Bachelet (62) akan disumpah pada 11 Maret untuk menggantikan Presiden Sebastian Pinera yang milyuner dan berhaluan konservatif, untuk masa jabatan sampai tahun 2018.
Dia berkata bahwa saat ini adalah momen bersejarah untuk Chile karena pemilu itu telah menjadi jalan untuk mewujudkan agenda-agenda reformasi seperti kuliah gratis, menaikkan pajak dan pengadopsian konstitusi baru yang jauh lebih modern.
Sang presiden terpilih disambut oleh ribuan mahasiswa demonstran yang pada 2011 turun ke jalan untuk menuntut pendidikan tinggi yang universal, berkualitas dan gratis.
"Uang seharusnya bukan yang menentukan pendidikan. Pendidikan bukanlah barang dagangan. Impian bukanlah sesuatu yang mesti kita beli; semua orang berhak memilikinya," kata Bachelet.
Dia pernah menjadi perempuan presiden pertama Chile pada 2006, dan kini dia berkesempatan mematri warisannya dalam hal reformasi untuk menanggalkan semua peninggalan politik dan sosial era diktator Augusto Pinochet.
Komisi Pemilihan Umum menyatakan Bachelet meraih 62,10 persen suara sedangkan lawannya Evelyn Matthei meraih 37,80 persen.
Adu tarung politik antara Bachelet dan Matthei adalah yang pertama di Amerika Latin dua perempuan berhadapan dalam satu Pemilu, demikian AFP.