REPUBLIKA.CO.ID, EROPA -– Uni Eropa akhirnya menghentikan perjanjian dagang dengan Ukraina. Pasalnya, Presiden Yanuovych tidak segera menindaklanjuti kesepakatan perjanjian dagang tersebut.
Menurut Uni Eropa, pemerintah Kiev tidak memiliki komitmen yang jelas untuk bersepakat dalam perjanjian dagang tersebut. Komisaris Perluasan Uni Eropa, Stefan Fuele, mengatakan kepada Wakil Perdana Menteri Serhiy Arbuzov bahwa dalam blok tersebut akan membicarakan perjanjian perdagangan apabila Ukraina berkomitmen untuk menandatanganinya.
Namun, lanjutnya, pihaknya menilai Ukraina tidak berkomitmen untuk melanjutkan menandatangani perjanjian perdagangan dengan Uni Eropa. “Sehingga negosiasi dihentikan,” katanya.
Dikutip dari Aljazeera, Senator AS John McCain dan Christopher Murphy bertemu dengan Presiden Viktor Yanukovych pada Ahad lalu. Mereka juga menyapa para demonstrasi yang berkumpul di Independence Square.
Di depan para demonstran, ia mendukung aksi damai yang dilakukan. “Aksi menghadapi perubahan dilakukan dengan damai, meskipun terjadi kekerasan kalian tetap melakukan aksi protes dengan damai,” kata McCain. Baik politikus Amerika dan Eropa telah memberikan dukungannya kepada pihak oposisi.
McCain sendiri terbang ke Kiev untuk bertemu dengan para petinggi Ukraina. Ia memuji aksi yang dilakukan para demonstran untuk mengubah negaranya menjadi lebih baik. “Ukraina akan membuat Eropa lebih baik dan Eropa akan membuat Ukraina juga lebih baik,” tambahnya.
Sebelumnya, Presiden Yanukovych mengaku di bawah tekanan pemerintah Rusia dalam penandatanganan perjanjian kerja sama perdagangan dengan Uni Eropa. Ia juga akan mengunjungi Moscow untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pekan depan.
Sementara itu, aksi damai demonstrasi yang dilakukan sekitar 200 ribu orang masih berlangsung meskipun cuaca sangat dingin. Mereka masih berkumpul di Independence Square menolak Presiden Yanukovych agar tidak melakukan kerja sama perdagangan dengan Rusia.