Senin 16 Dec 2013 20:41 WIB

Akar Muslim Indonesia di Benua Kanguru

Muslim Australia.
Foto: Republika/Syahrudin
Muslim Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ani Nursalikah

Muslim di Australia merupakan kelompok minoritas. Berdasarkan sensus pada 2011, sekitar 476.291 orang atau 2,2 persen dari total populasi Australia adalah Muslim.

Fakta ini menjadikan Islam agama keempat terbesar di Australia setelah Kristen (64 persen), ateis (22,9 persen), dan Buddha (2,5 persen). Kecenderungan jumlah Muslim meningkat karena angka kelahiran yang tinggi dan imigran yang terus berdatangan.

Muslim Australia berkelompok berdasarkan kesamaan agama. Sedangkan, komunitas Muslim lain cenderung berkelompok berdasarkan ras, etnis, budaya, dan bahasa, termasuk Muslim Anglo-Celtic Australia.

Masuknya Islam di Australia tidak lepas dari campur tangan bangsa Indonesia. Muslim pertama di Australia adalah pedagang dari Makassar dan Bugis. Kemungkinan mereka menjalin hubungan dengan orang asli dari utara Australia.

Jejak bahasa, seni, ekonomi, bahkan genetik mereka masih bisa dijumpai di sekitar Laut Arafura dan Banda. Para pedagang Makassar dan Bugis dari Sulawesi ini mengunjungi Australia ratusan tahun sebelum Eropa mengunjungi Benua Kanguru pada abad ke-19.

Mereka datang ke pantai utara Australia sebagai nelayan teripang atau timun laut. Teripang dihargai tinggi sebagai makanan dan khasiatnya sebagai obat di pasar Cina. Bangsa Eropa memakai jasa Muslim dari Afrika sebagai porter dan navigator.

Antara 1860-1890 sejumlah penduduk Asia Tengah datang ke Australia untuk bekerja sebagai pengemudi unta. Meski berasal dari beberapa negara, mereka dikenal sebagai Afghan. Unta pertama kali diimpor ke Australia pada 1840, digunakan sebagai hewan penarik kereta di gurun.

Delapan pengemudi unta Muslim dan penganut Hindu pertama kali datang ke Melbourne, Victoria, pada Juni 1860. Bisa dibilang Muslim inilah yang membawa Islam secara formal ke Australia.

Masjid pertama di Australia didirikan pada 1861 di Marree, Australia Selatan. Selain itu, Masjid Agung Adelaide dibangun pada 1888 oleh keturunan para pengemudi unta.

Pada awal abad ke-21, Muslim lebih dari 60 negara telah menetap di negara yang baru-baru ini terbongkar menyadap Indonesia. Jumlah imigran Muslim datang dari Bosnia, Turki, dan Lebanon.

Ada juga Muslim dari Indonesia, Malaysia, Iran, Fiji, Albania, Sudan, Mesir, Palestina, Irak, Afghanistan, Pakistan, dan Bangladesh.

Mereka datang karena Pemerintah Australia melonggarkan kebijakan kedatangan imigran untuk membangun ekonomi dan populasi pasca-Perang Dunia II. Kebanyakan Muslim yang tinggal di Melbourne berasal dari Bosnia dan Turki.

Muslim Melbourne sendiri sebagian besar terpusat di pinggiran sebelah utara di sekitar Broadmeadows dan sebagian kecil di pinggiran selatan, seperti Noble Park dan Dandenong.

Perth juga memiliki komunitas Muslim di dalam dan sekitar Thornlie yang mempunyai sebuah masjid. Sekolah Islam Perth Australia memiliki tiga kampus dengan jumlah murid keseluruhan mencapai sekitar 2.000 siswa.

Di samping itu, Perth mempunyai cukup banyak masjid. Masjid tertua adalah Masjid Perth yang terletak di William Street di Northbridge. Masjid ini berulang kali direnovasi, namun masih meninggalkan arsitektur aslinya.

Masjid lain di Perth terletak di Rivervale, Mirrabooka, Beechboro, dan Hepburn. Masjid Sunshine yang didominasi warna biru muda di Melbourne kebanyakan digunakan Muslim dari Siprus dan Turki.

Adapun komunitas Muslim dari Turki, Pakistan, India, Bangladesh, dan Asia Tenggara terkonsentrasi di Sydney dan Melbourne. Muslim Indonesia paling banyak tinggal di Darwin.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement