Senin 16 Dec 2013 21:12 WIB

NSA Pertimbangkan Amnesti Buat Snowden

Rep: Ahmad Islamy Jamil/ Red: Dewi Mardiani
Edward Snowden
Foto: AP Photo/Human Rights Watch, Tanya Lokshina
Edward Snowden

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Keamanan Nasional AS (NSA) tengah mempertimbangkan tawaran amnesti bagi mantan analis mereka yang kini menjadi buronan, Edward Snowden.

“Namun, dengan catatan, dia (Snowden) mau menghentikan kegiatannya membocorkan dokumen-dokumen rahasia kami,” kata seorang pejabat NSA, Richard Ledgett, seperti dilansir BBC, Senin (16/12).

Kepada saluran televisi CBS, Ledgett menyatakan, ia menghargai adanya kemungkinan kesepakatan amnesti bagi Snowden. Hanya, pihaknya membutuhkan jaminan, harus ada sisa data ‘hasil curian’ pria kelahiran 1983 itu yang bisa diamankan. “Bukan sekadar pernyataan ia akan berhenti membocorkan rahasia kami,” tegasnya.

Dalam wawancara sebelumnya dengan Reuters, Ledgett mengatakan, ia sangat khawatir dengan nasib dokumen rahasia NSA lainnya yang belum dipublikasikan Snowden. Menurutnya, jumlah data yang telah diakses pria yang kini berada di Rusia itu diperkirakan mencapai 1,7 juta dokumen.

Akan tetapi gagasan amnesti tersebut telah mendapat penolakan keras dari Direktur Jenderal NSA, Keith Alexander. Menurutnya, tidak ada alasan bagi NSA mengampuni Snowden atas berbagai kerugian yang telah dialami organisasi mata-mata itu. Alexander menganalogikan Snowden sebagai seorang penjahat yang menahan puluhan sandera.

“Nah, apa yang dapat Anda lakukan dalam situasi semacam itu?” ujar Alexander yang akan pensiun dari jabatannya awal tahun depan. Karenanya, dia menolak gagasan amnesti apa pun bagi Snowden.

Pemerintah AS sebelumnya telah menuntut Snowden dengan beberapa tuduhan. Di antaranya adalah pencurian properti milik pemerintah, melakukan komunikasi tidak sah yang berkaitan dengan informasi pertahanan nasional, dan sejumlah tuduhan lainnya. Berdasarkan hukum di AS, setiap tuduhan tersebut bakal berujung pada pidana maksimal 10 tahun penjara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement