REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kondisi Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda (Lampung-Banten), masih 'tidur', Selasa (17/12). Frekwensi kegempaan vulkanik GAK sangat normal sepanjang bulan ini.
"Kondisi (GAK) normal-normal saja, kegempaan frekwensi cenderung menurun," kata Kepala Pos Pemantau GAK, Andi Suardi, di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, Selasa (17/12).
Ia mengatakan meski gunung berapi pertama yang pernah meletus pada Agustus 1883 ini dalam kondisi normal, status waspada masih belum dicabut. Larangan mendekat ke GAK masih berlaku dalam jarak radius satu kilometer.
Permintaan wisatawan baik dari nusantara maupun manca negara terus berdatangan ke pengelola GAK, yakni Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung.
Tercatat jumlah pengunjung pada kondisi normal mencapai seratus orang per hari. Para pelancong ini berangkat dari Banten, sedangkan dari Lampung sangat minim. "Bisa sampai seratus yang berkunjung," kata Supa, salah seorang petugas BKSDA.