Oleh Eko Widyanto
REPUBLIKA.CO.ID, Kasus pembongkaran kuburan di Kabupaten Cilacap terjadi pada pekan awal Desember. Dua kuburan bayi kembar di TPU Gunungsimping Kecamatan Cilacap Tengah, dibongkar orang.
Terakhir, satu kuburan lagi di TPU Kebon Manis Kecamatan Cilacap Utara, juga juga diketahui telah dibongkar orang tak dikenal. Kontan saja, peristiwa pembongkaran kuburan tersebut menghentakkan warga.
Adalah Resi Rokhis Suhana (27 tahun), pria yang mengaku bertanggungjawab atas pembongkaran tersebut.
Pada akhir pekan lalu, wartawan yang meliput kasus itu berkesempatan melakukan wawancara langsung dengan yang bersangkutan. Wawancara dilakukan di ruang Kasatreskrim Polres Cilacap yang berada di lantai II gedung Mapolres Cilacap.
Dalam wawancara itu, Rokhis yang mengaku mendapat gelar dengan sebutan Satria Pamungkas dari gurunya ini, mengaku menggali kuburan dan mengambil sebagian tulang serta kain kafan jenazah, untuk memperdalam ilmunya. Antara lain, agar bisa terbang dan menghilang.
Dengan meyakinkan, Resi mengaku, ilmunya sudah cukup dalam sehingga sudah bisa terbang dan menghilang. Hanya, perkataan Rokhis tersebut disangsikan para wartawan. Awak media setempat pun meminta Resi agar melompat dari lantai 2.
Resi lalu berdiplomasi. Menurutnya, untuk merapalkan ilmu terbang atau ilmu menghilangnya, harus dilakukan di tempat yang sepi. "Jadi kalau kamu mau loncat, ya loncat saja sana sendiri,'' katanya pada wartawan yang memintanya terbang.
Resi mengaku, mendalami ilmu terbang dan ilmu menghilangnya itu sejak tahun 2004. Namun dia mengaku baru melakukan praktik membongkar kuburan sejak Oktober 2014 lalu.
''Sebenarnya bisikan untuk membongkar kuburan sudah lama diperintahkan guru saya. Tapi saya baru berani melakukannya pada Bulan Oktober,'' katanya.
Dia juga mengaku, sejauh ini baru 3 kuburan itu yang dibongkar. Yakni, kuburan bayi kembar di makam Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikento Kelurahan Gunung Simping Kecamatan Cilacap Tengah dan makam Endah Setiawati di TPU Kelurahan Kebonmanis Kecamatan Cilacap Utara.