REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik LIPI, Ikrar Nusa Bhakti berkata, kekuatan Partai Golkar di Banten sangat bergantung olah posisi dan kekuatan Gubernur Ratu Atut Chosiyah.
Bahkan, kata Ikrar, jika Golkar bersikeras terus membela Atut, yang menjadi tersangka dua kasus dugaan korupsi, hal itu akan menjadi 'bumerang' bagi elektabilitas partai itu sendiri.
"Golkar kini harus dapat 'merangkul' para kiai, jawara, dan pengusaha yang yang berpengaruh di Banten. Jika Golkar terus ngotot, yang ada malah hal-hal sebaliknya yang terjadi," kata Ikrar di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (17/12).
Golkar sebelumnya menyatakan Banten sebagai fokus utama dalam mengamankan basis suara pemilih. Sebab, provinsi-provinsi lain sudah dikuasai partai lain seperti Jawa Timur sudah didominasi Partai Demokrat, Jawa Tengah dan DKI Jakarta dikuasi PDI Perjuangan, dan Jawa Barat menjadi kantong PKS.
Pada Selasa siang, Atut telah ditetapkan KPK sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengurusan sengketa pemilihan kepala daerah Lebak, Banten dan kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan di Banten.
"KPK secara solid dan utuh memutuskan menetapkan dan meningkatkan Ratu Atut Chosiyah selaku tersangka dalam pemberian berkaitan dengan sengketa pilkada Kabupaten Lebak, Banten," kata Ketua KPK Abraham Samad.
Penyidik KPK juga telah menggeledah rumah Atut di Jalan Bayangkara No. 51 Cipocok, Serang, Banten.
Adik kandung Atut, Tubagus Chaeri Wardana yang juga suami dari Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany, sudah menjadi tersangka untuk dua kasus yang sama.