REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menggarisbawahi perlunya pelaksanaan sepenuhnya kesepakatan terbaru antara Iran dan Kelompok 5+1 (lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Cina plus Jerman).
"Perjanjian nuklir Jenewa adalah dokumen yang sangat penting dan isinya harus dilaksanakan tanpa kekurangan apapun," kata Lavrov pada Selasa.
Dia menunjuk pertemuannya dengan para menteri luar negeri Uni Eropa (EU) dan mengatakan bahwa "Rusia dan Uni Eropa memiliki konsensus mengenai implementasi penuh kesepakatan nuklir Jenewa."
Pada 24 November, Iran dan lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB menandatangani Aksi Rencana Bersama enam bulan untuk meletakkan dasar bagi resolusi penuh sengketa sedasawarsa Barat Iran atas program energi nuklirnya.
Dalam pertukaran untuk membangun kepercayaan Teheran akan membatasi aspek-aspek tertentu dari kegiatan nuklirnya, yang Kelompok Enam kekuatan dunia sepakat untuk mencabut beberapa sanksi yang ada terhadap Teheran dan melanjutkan pembicaraan dengan negara itu untuk menyelesaikan semua masalah antara kedua belah pihak.
Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Cina, Prancis, Inggris dan Jerman) telah melakukan pertemuan ahli di Wina, Austria, pada 9 Desember.
Pembicaraan dijadwalkan untuk berlanjut sampai 13 Desember, tetapi perunding Iran memangkas pendek pembicaraan dan kembali ke Iran sebagai protes atas pelanggaran AS terhadap perjanjian Jenewa dengan mendaftar-hitamkan selusin perusahaan dan individu untuk menghindari sanksi Washington.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry mencoba untuk menenangkan kemarahan Teheran atas sanksi baru Washington dalam pembicaraan telepon dengan rekannya, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pada Senin malam.
Berbicara kepada wartawan setelah pembicaraan telepon antara dua diplomat top itu, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Marziyeh Afkham mengatakan, "pembicaraan telepon itu diprakarsai oleh menteri luar negeri AS."