Rabu 18 Dec 2013 10:59 WIB

Seni Pertunjukan Bali Dipengaruhi Drama dan Tari Jayaprana

Tari Bali, Legong Kuntul
Foto: Balinese Dance
Tari Bali, Legong Kuntul

REPUBLIKA.CO.ID,DENPASAR--Pengamat seni Kadek Suartaya MSi melihat seni pertunjukan Bali dipengaruhi Seni Drama dan Tari Jayaprana.

"Pengaruh sendratari itu tampak jelas dalam drama gong sebagai embrio lahirnya drama gong pada 1966 terinspirasi kuat oleh Sendratari Jayaprana garapan Kokar," kata Kadek Suartaya yang juga dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Rabu.

Menurut dia, gagasan membuat seni pertunjukan yang disebut Drama Klasik oleh sekelompok anak muda pimpinan Anak Agung Raka Payadnya di Desa Abianbase, Gianyar, berkiblat sebagian besar dari konsep artistik Sendratari Jayaprana yang sedang popular saat itu.

Sebelumnya, pada tahun 1963, transformasi Sendratari Jayaprana yang tanpa dialog verbal menjadi drama berdialog menyerupai Drama Gong, pernah muncul di Desa Singapadu, Gianyar.

Sendratari merupakan genre seni pertunjukan yang memiliki tata penggarapan cukup kompleks. Sendratari Bali adalah sebuah kesenian yang serius melibatkan setidaknya tiga bidang disiplin seni yaitu seni tari, karawitan dan pedalangan.

Para penari, penabuh, dan dalang dituntut menggalang kerja sama yang solid dalam proses penggarapan dan pementasannya. Dalam sebuah garapan kolosal, para koreografer, komposer, dan pe?ata pedalangan berkesenian dalam satu alur koordinasi berdasarkan konsepsi yang telah dirancang sebelumnya.

Kadek Suartaya menambahkan, rancangan itu adalah sebuah skenario berisi rincian tentang ringkasan cerita, pembabakan, dan plot.

Gagasan penggarapan sendratari kolosal di arena Pesta Kesenian Bali (PKB) berawal tantangan yang muncul dari keberadaan panggung terbuka Ardha Candra seluas 240 m2 dengan ukuran panjang 20 meter dan lebar 12 meter.

Panggung terluas dalam sejarah tempat pertunjukan kesenian Pulau Dewata memiliki kapasitas tempat duduk sekitar 6.000 penonton. Panggung tradisi-inovatif yang luas karya Ida Bagus Tugur (almarhum) menantang kreativitas dan memberi prosfek baru dalam perkembangan seni pertunjukan Bali.

Panggung yang luas dan jarak penonton yang jauh, menyebabkan perubahan dari prinsip terinci menjadi prinsip global (kolosal). Perubahan prinsip tari yang disajikan dalam sendratari kolosal.

"Meskipun sempat dikritik sebagian seniman dan pengamat seni, umumnya dapat diterima masyarakat. Pementasan sendratari kolosal di panggung lebar itu diterima sebagai sajian seni pertunjukan favorit masyarakat Bali, setiap tahun saat berlangsungnya PKB," ujar Kadek Suartaya.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement