REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, populasi umat Muslim di Kota Belfast, Irlandia Utara, diperkirakan mencapai 5.000 jiwa. Namun, lebih dari satu dekade ini mereka belum lagi menemukan tempat ibadah yang memadai untuk shalat.
Sampai saat ini, umat Islam di kota tersebut memanfaatkan sebuah bangunan rumah sebagai pengganti masjid. Itu pun kapasitasnya hanya 200 orang. Sementara, kaum Muslim yang masuk dan menetap di Belfast semakin meningkat jumlahnya, sehingga rumah itu pun dinilai sudah tidak memadai lagi untuk menampung mereka.
Dilansir World Bulletin, Rabu (18/12), komunitas Muslim di Belfast sejauh ini telah berhasil mengumpulkan dana 650 ribu pound sterling. Namun, mereka belum lagi dapat menemukan tempat yang cocok untuk membangun masjid baru.
Muslim di Irlandia Utara pernah berencana untuk membangun sebuah masjid di County Armagh. Sayangnya, niat itu terpaksa dibatalkan pada awal 2000-an lalu. Warga setempat menolak rencana tersebut dengan alasan, keberadaan masjid baru nantinya bakal meningkatkan polusi suara (baca: azan) di daerah mereka.
Seorang anggota Dewan Irlandia Utara dari etnis minoritas, Anna Lo, menuturkan ia mendukung upaya umat Muslim di Belfast dalam pencarian lokasi untuk sebuah masjid baru tersebut.
“Saya melihat, satu-satunya lokasi yang cocok adalah sebuah kawasan di Belfast Selatan. Tetapi harga tanah di sana sangat mahal, sehingga masyarakat sepertinya harus mengumpulkan uang lebih banyak lagi,” ujarnya kepada BBC.