Kamis 19 Dec 2013 06:41 WIB

Khofifah: Kasus Atut Pukulan Berat Bagi Perempuan Indonesia

Rep: Indah Wulandari/ Red: Citra Listya Rini
  Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah saat tiba di gedung KPK untuk memenuhi panggilan KPK di Jakarta, Jumat (11/10).     (Republika/Prayogi)
Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah saat tiba di gedung KPK untuk memenuhi panggilan KPK di Jakarta, Jumat (11/10). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa merasa prihatin dengan penetapan Gubernur Banten, Ratu Atut Chosiyah sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

Menurut Khofifah, penetapan Atut sebagai tersangka menjadi catatan keprihatinan akhir tahun bagi perempuan politik di tengah perayaan peringatan Hari Ibu ke-85. "Kasus ini menjadi pukulan berat bagi kaum perempuan Indonesia di tengah gencarnya meningkatkan keterwakilan perempuan di ranah politik," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Kepala BKKBN era Gus Dur ini, Kamis (19/12).

Padahal peran besar perempuan di bidang pemerintahan sempat terwakili Atut. Lantaran ia menjadi gubernur satu-satunya dari kaum perempuan. Meski terpukul, Khofifah tetap mendukung pemberantasan korupsi di Indonesia. Korupsi, ujarnya, memang tetap harus diberantas dan kebenaran tetaplah harus ditegakkan. 

"Tak ada pilihan lain. Susah dan sulitnya jalan untuk memenuhi syarat keterwakilan, perempuan masih dihadapkan lagi menjaga amanat kekuasaan ketika mencapai puncak,” ujar Khofifah.

Wakil Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) itu berharap agar kasus yang menimpa Atut jangan sampai membuat perempuan Indonesia bergerak mundur, meski ujian yang dihadapi ke depan akan tetap berat. “Di sinilah perempuan diuji ghirah politiknya. Saya berharap perempuan Indonesia tetap bergerak maju di tengah situasi politik ini,” katanya.

Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini mengatakan, perempuan Indonesia harus tetap optimistis turut membangun Indonesia ke depan yang lebih baik. “Ada hujan lebat dikarenakan ada gerimis, ada perempuan hebat pastilah disitu ada jiwa-jiwa yang optimis. Semoga ini menjadi pembelajaran bagi kita untuk tetap berjuang menegakkan demokrasi,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement