Kamis 19 Dec 2013 19:04 WIB

56 Rumah di Sukabumi Rusak Akibat Gempa Bumi

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Karta Raharja Ucu
Gempa bumi (ilustrasi)
Foto: Antara/Fiqman Sunandar
Gempa bumi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sedikitnya 56 rumah di Kota Sukabumi, Jawa Barat, rusak akibat gempa bumi berkekuatan 4,5 skala Richter (SR), Rabu (18/12) pukul 21.14 WIB.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pusat gempa di darat pada kedalaman lima kilometer (Km), berjarak delapan kilometer barat daya Kota Sukabumi. Akibat gempa tersebut.

“Dampak gempa merusak di dua tempat yaitu Kampung Giri Jaya, Desa Giri Jaya, Kecamatan Nagrak dan Kampung Cisepan, Desa Cikembang, Kecamatan Caringin,” katanya dalam BlackBerry Messenger (BBM) yang diterima ROL, Kamis (19/12) petang.

Di Kampung Giri Jaya ada 21 rumah rusak. Rinciannya yaitu satu rusak berat, sembilan rusak sedang, dan 11 rusak ringan. Sedangkan di Kampung Cisepan ada 35 rumah rusak ringan.

Sutopo menuturkan, Badan Geologi melaporkan daerah yang terdekat dengan pusat gempa bumi sebagian besar daerah tersebut tersusun endapan gunung api Kuarter, endapan aluvium, dan endapan tersier. Pada daerah yang disusun oleh endapan aluvium dan endapan gunung api kuarter menerima goncangan gempa bumi lebih kuat karena batuan ini bersifat urai, lepas, belum kompak dan memperkuat efek getaran. Sehingga akibatnya daerah tersebut rentan terhadap goncangan gempa bumi.

“Gempa bumi ini diperkirakan berasosiasi dengan Sesar Walat yang berarah baratlaut-tenggara,” ujarnya.

Berdasarkan informasi dari Pos Pengamatan Gunung Gede, Jabar. Goncangan gempa bumi terasa dengan intensitas III MMI, tercatat pada seismograf dengan amplituda maksimum 52 mm dan lama gempa bumi 220 detik.

Gempa bersifat mendadak (quick onset).  Namun sayangnya, hingga kini belum ada sisitem peringatan dini untuk memprediksi gempa. Di Indonesia ada 157 juta jiwa yang tinggal di daerah rawan sedang hingga tinggi dari gempa.

“Korban terjadi umumnya disebabkan oleh runtuhan bangunan. Bukan gempanya tapi bangunannya,” tuturnya.

Untuk itulah dia menekankan pentingnya membangun bangunan tahan gempa. Sutopo menambahkan, penduduk segera keluar dari rumah dan mencari tempat yang aman saat gempa terjadi.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement