REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO -- Polisi Brasil menahan 28 penonton yang melakukan kerusuhan dalam pertandingan sepak bola, menyusul beberapa kejadian holiganisme di negara itu, Kamis (19/12).
Penangkapan itu termasuk 20 penonton yang terlibat perkelahian pada pertandingan antara Atletico Paranaense dan Vasco da Gama, mingu lalu, yang menjadi berita hangat di seluruh dunia.
Negara raksasa itu, yang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun depan, tidak asing lagi dalam hal holiganisme pada pertandingan sepak bola. Sebanyak empat orang cedera dalam perkelahian pada 8 Desember di kawasan selatan kota Joinville.
Atletico Paranaense dan Vasco da Gama dijatuhi hukuman denda dan bertanding beberapa kali di stadion tertutup, setelah penonton mereka membuat kerusuhan dan disiarkan ke berbagai negara.
"Operasi Kartu Merah" melibatkan polisi yang melakukan penyapuan perusuh sepak bola di kota Rio de Janeiro, Parana dan Santa Catarina, kata Komisioner Polisi Dirceu Silveira Junior.
Ia mengatakan, penangkapan itu merupakan usaha untuk menghilangkan tindak kekerasan, kriminal serta kerusuhan lainnya dalam sepak bola. Semua mereka yang ditangkap akan mendapat ancaman hukuman penjara selama 20 tahun.
Pertandingan yang diadakan di Joinville merupakan laga dari tempat biasa di kandang Atletico, di Curitiba karena sebelumnya juga rusuh.
Atletico memenangi pertandingan itu 5-1 sehingga Vasco terdegradasi, tapi laga dihentikan lebih dari satu jam, karena penonton berkelahi di dalam stadion.
Presiden Brasil Dilma Rousseff mengutuk tindak kerusukan itu seperti juga yang dinyatakan Menteri Olahraga Aldo Rebelo, yang meminta agar dilakukan tindakan keras kepada mereka.
Media Brasil Lance melaporkan, ada sekitar 234 orang tewas dalam kerusuhan sepak bola di Brasil selama 25 tahun terakhir ini.