REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku iri dengan Presiden AS Barack Obama. Kenapa? Dikatakan Putin, Obama berhasil menyadap komunikasi para pemimpin dunia tanpa mendapat konsekuensi apapun.
"Saya iri (terhadap Obama) karena dia bisa melakukan penyadapan di seluruh dunia dan hal itu tak berpengaruh apa-apa terhadapnya," kata Putin, Jumat (20/12).
Putin yang merupakan mantan agen KGB menilai AS perlahan-lahan lepas dari sorotan dunia. Setelah terbongkarnya program penyadapan elektronik masal yang dilakukan Dinas Keamanan Nasional AS.
Mantan kontraktor intelijen NSA, Edward Snowden, yang menerima suaka sementara di Rusia setelah berhasil kabur dari AS, mengungkapkan tentang skala kemampuan penyadapan AS dalam serangkaian dokumen yang bocor ke media pada awal tahun ini.
Dokumen itu menunjukkan bahwa NSA sedikitnya mengumpulkan lima miliar catatan per hari terkait lokasi telepon seluler di seluruh dunia. Selain itu, terungkap pula fakta bahwa AS telah memata-matai telepon seluler milik Kanselir Jerman Angela Merkel sejak 2002.
Namun, Putin juga menyatakan simpatinya terhadap program pengintaian yang dilakukan AS. Karena itu dinilai sebagai senjata penting untuk menangkal terorisme.
Tetapi Putin menilai hal itu harus dilakukan dengan ketentuan yang jelas dan telah disepakati bersama, termasuk karakter moral. "Saya tidak bermaksud menghakimi siapapun, tapi secara umum, mata-mata adalah suatu keharusan," kata Putin.
Putin bergabung dengan dinas intelijen era Soviet, KGB, pada 1975 setelah lulus dari sekolah hukum di St. Petersburg (yang sebelumnya disebut Leningrad). Dia bekerja untuk Uni Soviet dan pernah bertugas di Jerman Timur sebelum terjun ke politik pada awal 1990-an.