Sabtu 21 Dec 2013 08:27 WIB

Kepala Intelijen Militer Libya Dibunuh

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Dewi Mardiani
Ribuan warga Libya di Benghazi memprotes keberadaan milisi di kawasan tersebut
Foto: AP
Ribuan warga Libya di Benghazi memprotes keberadaan milisi di kawasan tersebut

REPUBLIKA.CO.ID, BENGHAZI -- Pemimpin intelijen militer di Benghazi, Libya timur, Kolonel Fethallah al-Gaziri, dibunuh Jumat (20/12) selama kunjungan ke keluarganya di daerah berdekatan, Derna, kata seorang pejabat keamanan.

"Kelompok bersenjata melepaskan tembakan yang menewaskan Kolonel Fethallah al-Gaziri, pemimpin intelijen militer di Benghazi," kata pejabat yang tidak bersedia disebutkan namanya itu, seperti dilaporkan AFP.

Seperti dilansir Aljazeera, Sabtu (21/12), Al-Gaziri berada di Derna untuk menghadiri pernikahan keponakannya. Jasadnya kini berada di rumah sakit derna. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas insiden tersebut.

Sejak pemimpin Libya Muammar Gaddafi tumbang pada 2011, sejumlah pembunuhan dan pengeboman menjadi hal yang kerap terjadi. Dalam banyak kasus, pemerintah tidak mampu menemukan para pelakunya.

Derna diketahui sebagai basis yang kuat kelompok garis keras Ansar al-Shariah. Kekerasan yang melanda disebabkan lemahnya fungsi polisi. Kelompok ekstrem di Libya timur menyerang aparat keamanan, warga asing, hakim, aktivis politik serta pekerja media, yang menewaskan lebih dari 300 orang.

Pada 5 Desember, seorang guru Amerika ditembak mati di Benghazi, 15 bulan setelah serangan mematikan terhadap konsulat AS di kota kedua Libya itu. Korban tewas adalah seorang warga AS yang mengajar di sekolah internasional di kota itu, kata juru bicara badan keamanan Ibrahim al-Sharaa.

Pada hari yang sama, dua prajurit Libya tewas ditembak dalam insiden serangan mematikan terakhir terhadap aparat keamanan dalam beberapa pekan ini. Pada 28 November, tiga prajurit tewas ketika militer bentrok dengan militan Ansar al-Sharia pada hari terakhir pemogokan tiga hari untuk memprotes keberadaan milisi di kota itu.

Dalam serangan lain pada hari itu, sekelompok orang bersenjata yang naik sebuah kendaraan memberondongkan tembakan ke arah dua prajurit ketika mereka memasuki sebuah mobil setelah meninggalkan kafe. Akibatnya satu orang tewas.

Benghazi, tempat lahirnya pemberontakan anti-pemerintah yang menggulingkan rezim Muamar Gaddafi, dilanda pengeboman dan serangan-serangan terhadap aparat keamanan dan juga konvoi serta organisasi internasional dan beberapa misi Barat. Pihak berwenang menyalahkan kelompok garis keras atas kekerasan itu.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement