Sabtu 21 Dec 2013 10:43 WIB

Wall Street Capai Rekor Baru Setelah Ekonomi AS Tumbuh Kuat

Breaking news di Wall Street tentang pengumuman bank sentral AS, The Fed, Kamis (19/9/2013) yang membatalkan pengurangan stimulus langsung direspon positif oleh pasar global.
Foto: AP PHOTO
Breaking news di Wall Street tentang pengumuman bank sentral AS, The Fed, Kamis (19/9/2013) yang membatalkan pengurangan stimulus langsung direspon positif oleh pasar global.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham di Wall Street melesat ke rekor baru pada Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah Departemen Perdagangan melaporkan bahwa ekonomi AS di kuartal ketiga tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 42,06 poin (0,26 persen) menjadi berakhir pada 16.221,14, rekor penutupan baru.

Indeks pasar lebih luas S&P 500 naik 8,72 poin (0,48 persen) menjadi ditutup pada 1.818,32, juga rekor baru, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq bertambah 46,61 poin (1,15 persen) pada 4.104,74.

Analis mengatakan investor bergembira setelah Departemen Perdagangan menaikkan estimasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) kuartal ketiga untuk tingkat tahunan menjadi 4,1 persen dari 3,6 persen.

Scott Wren, analis ekuitas senior di Wells Fargo Advisors, mengatakan peningkatan PDB menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, tapi tidak begitu kuat ketika untuk melemahkan strategi Federal Reserve mempertahankan tingkat suku bunga rendahnya dan mengurangi program pembelian obligasinya.

"Kami masih dalam pertumbuhan moderat, ekonomi inflasi moderat," kata Wren.

Perusahaan teknologi memiliki hari yang baik, dengan keuntungan yang mantap di Twitter naik 4,4 persen, Google naik 1,3 persen, Amazon naik 1,8 persen dan komponen Dow Microsoft naik 1,5 persen. Anggota Nasdaq kelas berat Apple naik 0,8 persen.

Pembuat telepon pintar yang sedang kesulitan BlackBerry melonjak 15,5 persen meskipun melaporkan kerugian 4,4 miliar dolar AS karena penurunan nilai yang besar. Perusahaan Kanada itu mengumumkan kemitraan strategis lima tahun dengan Foxconn yang berbasis di Taiwan yang pada tahap awal akan fokus pada telepon pintar untuk Indonesia.

Societe Generale mengatakan berita BlackBerry yang ditawarkan "secercah harapan" meskipun mengalami kerugian.

Raksasa teknologi informasi Oracle turun 0,6 persen setelah mengumumkan rencana untuk mengakuisisi perusahaan pemasaran perangkat lunak Responsys sebesar 27 dolar AS per saham, atau sekitar 1,5 miliar dolar AS. Responsys melonjak 40,3 persen menjadi 27,40 dolar AS.

Red Hat, yang menyediakan perangkat lunak "open-source", melonjak 14,5 persen setelah labanya naik 50 persen menjadi 52 juta dolar AS.

Komponen Dow, Nike turun 1,2 persen setelah laba kuartal fiskal keduanya naik 40 persen dari tahun lalu menjadi 537 juta dolar AS. Canaccord Genuity mengatakan hasil produsen pakaian olahraga itu "bagus" tetapi menunjukkan meningkatnya biaya dan biaya bahan baku yang lebih tinggi sehingga mengkhawatirkan.

Jaringan toko obat Walgreen naik 3,7 persen setelah laba kuartal fiskal pertamanya 72 sen per saham sesuai harapan dan pendapatannya 18,3 miliar dolar AS, naik enam persen dibandingkan dengan tahun lalu. Kepala eksekutif Greg Wasson mengatakan perusahaan "secara umum memuaskan" dengan tumbuhnya pendapatan "mengingat ekonomi terus melemah."

Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi 10-tahun pemerintah AS turun menjadi 2,89 persen dari 2,93 persen pada Kamis, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,82 persen dari 3,90 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik.

sumber : Antara/AFP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement