REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Tanggul kanan Bengawan Solo yang bocor di Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, kini masih dalam perbaikan oleh Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah (Jateng) dan Dinas Pengairan setempat.
"Perbaikan tanggul akan memakan waktu minimal dua hari, sebab harus membuat jalan masuk ke lokasi tanggul untuk dimanfaatkan truk mengangkut tanah katel menuju lokasi tanggul yang bocor," kata Camat Kanor Supi Haryanto, Sabtu.
Ia menjelaskan bahwa Balai Besar Bengawan Solo mengerahkan puluhan dump truk pengangkut tanah katel untuk membuat jalan masuk sejak sehari lalu.
"Pembuatan jalan baru yang dibutuhkan panjangnya sekitar 50 meter agar dump truk bisa masuk ke lokasi tanggul. Saat ini jalan baru yang sudah selesai sekitar 15 meter," jelasnya.
Ia memperkirakan pembangunan jalan baru sepanjang 50 meter akan membutuhkan waktu dua hari, sehingga dibutuhkan minimal sehari untuk menutup tanggul yang mengeluarkan air sekitar 400 liter/detik dengan tanah katel itu.
Ia juga menyebutkan secara teknis tanggul bocor yang harus diuruk dengan tanah katel panjangnya sekitar 15 meter dengan lebar tiga meter dengan kedalaman sekitar 1,5 meter.
"Perbaikan tanggul harus dilakukan selagi banjir Bengawan Solo belum terlalu surut, sebab kalau Bengawan Solo airnya surut tidak akan tahu secara tepat lokasi tanggul yang bocor," katanya.
Yang jelas, katanya, tanggul Bengawan Solo di daerahnya yang bocor kalau tidak diperbaiki berbahaya, sebab kalau Bengawan Solo meluap lambat laun akan jebol.
"Apalagi kemungkinan banjir susulan masih akan terjadi," ucapnya.
Sesuai data di Kantor Kecamatan Kanor, banjir luapan Bengawan Solo yang disebabkan jebolnya tanggul anak sungai Bengawan Solo di daerah setempat, mengakibatkan tanaman padi seluas 1.608 hektare rusak terendam air banjir dengan jumlah kerugian mencapai Rp16 miliar lebih.
Tewas Tenggelam
Dalam kesempatan yang sama, Supi membenarkan di daerahnya ada seorang pelajar tewas tenggelam di tepian Bengawan Solo di Desa Semambung, Kecamatan Kanor, yang bernama Reza Efendi (10), Jumat (20/12).
Kejadiannya, menurut dia, korban berenang mengikuti arus air Bengawan Solo di tepian di desa setempat bersama dengan lima temannya.
"Di lokasi kejadian lima temannya berhasil menepi. Kemungkinan karena kelelahan korban tenggelam. Korban ditemukan Tim SAR gabungan juga di lokasi kejadian korban tenggelam," ujarnya.