REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Ekonomi Turki tidak sedang aman saat ini. Namun, Turki masih memiliki peluang untuk menjadi negara maju seperti kebanyakan negara Eropa lainnya.
Dana Moneter Internasional (IMF) menyebut Turki sedikitnya mempunyai tiga modal dasar untuk tampil sebagai negara maju dengan pendapatan tinggi. Ketiga modal dasar itu adalah lokasi geopolitik yang strategis, populasi anak muda yang dominan, dan sektor swasta yang berkembang pesat.
"Ini memberikan dasar jelas bahwa Turki memang menjanjikan ke depannya," kata Kepala Misi IMF untuk Turki, Ernesto Ramirez, seperti dilansir dari pernyataannya, Senin (23/12).
Ekonomi Turki mengalami tekanan dari dalam dan luar negeri. Ernesto mengatakan, Turki bisa mengembalikan ekonominya lebih baik dan kompetitif dengan mengurangi defisit anggaran. Dengan begitu, Turki bisa masuk ke dalam negara-negara dengan penghasilan tinggi, yang artinya masuk kelompok negara maju seperti Jerman. Defisit anggaran Turki saat ini mencapai 7,4 persen dari produk domestik bruto (PDB).
IMF juga meminta Turki untuk meningkatkan tabungan domestik guna membiayai investasi, terus-menerus melakukan reformasi struktural, dan menyiapkan jurus-jurus untuk menghadapi kemungkinan tekanan ekonomi.
Dengan penduduk mencapai 70 juta, Turki termasuk negara terbesar di Eropa bersama Inggris, Prancis, dan Jerman. Namun secara pendapatan, masih di bawah kebanyakan negara-negara Eropa barat lainnya. Saat ini Turki masih dikategorikan sebagai emerging markets seperti Indonesia, Brasil, dan lain-lainnya.