REPUBLIKA.CO.ID, Wakil Ketua Komisi IX DPR, Nova Riyanti Yusuf mengisahkan pengalaman menegangkan saat mengunjung Beitung, Senin (23/12). Saat menyambangi pantai Tanjung Tinggi, di menyaksikan dua anak tenggelam terseret ombak.
"Saya berempat dengan keponakan mulai curiga karena khawatir dua anak tidak bisa berenang. Dan kami pun sangat berhati-hati karena arus terasa menarik kami mencari pelampung tidak ada," kata Nova.
Akhirnya penduduk lokal berhamburan dan salah seorang bapak terjun ke dalam air. Dari pengamatan Nova si adik sudah berbusa mulutnya, bibir biru, denyut nadi pun tak teraba.
"Saya dan keponakan berteriak-teriak kami dokter agar segera diserahkan pada kami. Kami lalu rebahkan di pasir sementara keponakan saya melakukan kompresi pada dada dan saya supervisi," kata Nova.
Tidak lama kemudian si anak berusia 8 tahun memuntahkan sedikit air dan nadi mulai teraba. "Saya dengan keponakan melakukan CPR yang mungkin sulit optimal karena sudah tenggelam beberapa menit," katanya.
Dengan berpacu pada waktu si anak yang tenggelam itu diberangkatkan ke Puskesmas Tanjung Binga. Namun celaka, di puskemas fasilitasnya jauh dari kata memadai. Peralatan tidak lengkap padahal fisik Puskesmas tampak baru. Akhirnya korban dilarikan ke RSUD Tanjung Pandan untuk perawatan lebih lanjut.
Dari pengalaman menegangkan itu, Nova menemui betapa menyedihkannya pelayanan kesehatan untuk wilayah kepulauan. Padahal, kata dia, harus ada trauma center yang memadai.
Menurutnya, jangan sampai kejadian yang berlangsung di Pantai Tanjung Tinggi terulang lagi di wilayah lain di Indonesia. Dia pun meminta kementerian kesehatan memperhatikan ini.
"Jangan kalah dengan Thailand yang punya wisata medis sebagai bagian dari turisme seperti di Phuket. Ini kita harus kalang kabut," ujar Nova mengakhiri kisahnya.