Selasa 24 Dec 2013 22:30 WIB

Populasi Penduduk Lampaui Kapasitas Dunia

Rep: asep nur zaman/ Red: Maman Sudiaman
Populasi Dunia (ilustrasi)
Populasi Dunia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebutkan populasi warga dunia saat ini mencapai 7,3 miliar orang, sedangkan kapasitas bumi -- dengan segala daya dukung yang dimilikinya --diperkirakan hanya cukup untuk "melayani" sembilan miliar orang. Indonesia sendiri menyumbang lebih dari 200 juta orang yang menempatkannya pada posisi keempat penduduk terbesar dunia setelah India, Amerika Serikat, dan Cina.

"Dengan angka seperti itu, kondisi populasi penduduk dunia sudah membutuhkan ruang 1,5 luas bumi sekarang," papar Fasli Jalal, kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), pada Workshop dan Peluncuran Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten/Kota Tahun 2010-2035 se-Sumatra Barat, di Grand Inna Muara, Kota Padang, Selasa (24/12).

Kembali mengutip data PBB, Fasli mengungkapkan, pada 2050 laju pertumbuhan penduduk dunia diperkirakan mencapai 9,6 miliar atau mendekati angka 10 miliar  orang. "Pada waktu itu kelak, kita membutuhkan tiga luas bumi sekarang. Padahal belum ditemukan planet baru yang cocok dihuni manusia seperti bumi," katanya.

Dengan dasar itulah semakin diperlukan kesadaran untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk dunia, termasuk bagi Indonesia yang masih memiliki angka kelahiran cukup tinggi, yaitu 1,49 persen per tahun.  "Idealnya 0,5 atau paling tinggi satu persen," ungkap Fasli.

Pertumbuhan penduduk yang terkendali sehingga tidak terjadi ledakan kelahiran (baby booming), diyakininya akan memudahkan program pembangunan kualitas sumber daya manusia berjalan efektif. Sedangkan tingginya angka penduduk bisa menimbukan rendahnya kualitas SDM, seperti buruknya aspek kesehatan dan pendidikan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement