Rabu 25 Dec 2013 10:55 WIB

Koalisi Gerindra-Demokrat Paling Logis, Mengapa?

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: A.Syalaby Ichsan
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) dan Wakil Ketua umum Partai Gerindra Fadli Zon (kiri) di kantor presiden, Jakarta, Senin (11/3).
Foto: Antara
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) menerima Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) dan Wakil Ketua umum Partai Gerindra Fadli Zon (kiri) di kantor presiden, Jakarta, Senin (11/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan Prabowo Subianto dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang spekulasi akan adanya koalisi Gerindra dan Partai Demokrat di Pemilu 2014. 

Maklum dua tokoh tersebut sama-sama memiliki pengaruh kuat dalam pengambilan kebijakan strategis partai. Prabowo saat ini menjabat Ketua Dewan Pembina Gerindra sedangkan SBY adalah Ketua Umum Partai Demokrat. 

"Saya kira SBY sudah bisa melihat kemungkinan koalisi dengan Gerindra," kata pengamat politik Indo Barometer M. Qodari ketika dihubungi Republika, Rabu (25/22).

Qodari mengatakan, koalisi Gerindra-Demokrat adalah format yang paling logis. Hal ini karena pertama Gerindra dan Demokrat - berdasarkan survei sekarang - tidak bisa lolos angka presidential thereshold dalam pemilu legislatif. 

Kedua, PDIP sebagai partai yang elektabilitasnya selalu unggul dalam survei kemungkinan besar tidak mau berkoalisi dengan Demokrat dan Gerindra. "Karena suasana batin politik Megawati dengan SBY dan Prabowo tidak enak," ujar Qodari.

Ketiga, koalisi Gerindra-Demokrat  paling logis terjadi karena berdasarkan survei hanya PDIP dan Golkar yang bisa mencalonkan presiden sendiri tanpa koalisi.

Dalam konteks ini, Golkar yang sudah lebih dulu mencapreskan Aburizal Bakrie tidak mungkin berkoalisi dengan Gerindra. "Karena Ical dan Prabowo sama-sama tidak mau mengalah menjadi cawapres," kata Qodari.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement