REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Muhammad Rocky, Direktur Operasional Maktour --penyelenggara perjalanan umrah dan haji khusus- mengingatkan para calon jamaah umrah, agar tidak terpukau dengan biaya umrah murah.
''Kita menyadari, semangat masyarakat Muslim Indonesia untuk menunaikan ibadah haji dan umrah sangat tinggi. Namun demikian, saya menghimbau para calon jamaah umrah agar tidak terpukau dengan biaya umrah murah,'' jelas Muhammad Rocky kepada Republika di Jakarta Rabu (25/12).
Penegasan ini ia sampaikan, mengingat adanya ratusan calon jamaah umrah yang tidak bisa berangkat ke Tanah Suci dan saat ini masih berada di Tanah Air.
Muhammad Rocky juga mengingatkan agar para calon jamaah umrah menggunakan logikanya. Selama ini, para calon jamaah umrah akan berangkat ke Tanah Suci di Jakarta melalui Bandara Soekarno-Hatta.
''Saya agak heran, kok para calon jamaah umrah rencananya akan diberangkatkan melalui Bandara Halim Perdana Kusuma. Setahu saya sesuai regulasi, para calon jamaah umrah berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta,'' ungkapnya menjelaskan.
Sebanyak 450 calon jamaah umrah dari berbagai daerah gagal diberangkatkan ke Tanah Suci menunaikan ibadah umrah di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur, Selasa (24/12) malam. Mereka tidak bisa berangkat ke Tanah Suci akibat ketidakjelasan keberangkatan yang dijanjikan pihak penyelenggara umrah.
Menanggapi masih adanya jamaah yang terkatung-katung tidak bisa berangkat ke Tanah Suci, Muhammad Rocky sangat menyesalkan bila ada penyelenggara berijin yang menelantarkan jamaah.
''Padahal, Kementrian Agama dan Kepolisian Republik Indonesia saat ini sedang gencar-gencarnya menertibkan penyelenggara umrah yang tak berijin.''
Hal senada diungkapkan Ketua Rabithah Haji Indonesia, Ade Marfuddin. Ade sangat berharap, tidak ada lagi penyelenggara umrah yang menelantarkan para calon jamaah dengan alasan apa pun.
Karena itu, Ade mendesak pemerintah agar tidak lepas tangan melayani jamaah umrah. ''Yang harus diurus pemerintah bukan hanya soal haji, tapi juga soal umrah. Ini sesuai dengan undang-undang. Korbannya setiap tahun terus bertambah,'' ungkap Ade getir.
Ia menyarankan, setiap penyelenggara umrah sebelum memberangkatkan jamaahnya ke Tanah Suci, hendaknya melaporkan ke Kemenag, baik jumlah jamaah, visa mau pun tiketnya. ''Jangan sampai ada lagi jamaah umrah Indonesia yang overstayer di Arab saudi,'' kata Ade menjelaskan.
Pengawasan Kementrian Agama, menurut Ade, bagian dari jaminan bagi nyamannya para calon jamaah umrah. ''Ini juga bagian alat kontrol pemerintah terhadap penyelenggara umrah. Jangan sampai, belum ada visa apalagi tiket, calon jamaah sudah diminta datang ke bandara,'' ujarnya mengingatkan.
Kepada penyelenggara umrah, Ade mengingatkan, agar tidak sekadar orientai keuntungan dan melalaikan kenyamanan jamaah.
''Penyelenggara umrah harus benar-benar menjamin keberangkatan para calon jamaah umrah. Utamakan tiket dan visanya.''
Ade juga mengingatkan, agar para calon jamaah umrah teliti dan waspada terhadap penyelenggara umrah. ''Para calon jamaah agar tidak mudah terbujuk biaya umrah murah. Logisnya, biaya umrah saat ini di atas 2000 dolar Amerika Serikatnya,'' ujarnya menambahkan.