REPUBLIKA.CO.ID, JARUSSALEM -- Otoritas Kearsipan Israel merilis dokumen yang menyebutkan mantan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela pernah dilatih sebagai paramiliter oleh Mossad pada 1960 di Etopia.
Dokumen yang dilansir oleh Hareetz tersebut mengungkapkan, pada tahun 1960, Israel secara aktif mendekati para pemimpin pascakolonial Afrika untuk mencari sekutu. Mereka mengirim ilmuwan dan para ahli di seluruh benua.
Tidak hanya itu, memo tersebut menunjukkan bahwa Israel menjalankan program pelatihan militer bagi para pejuang, meskipun tidak jelas sampai dimana ruang lingkup program itu.
Setelah Perang Timur Tengah berkecamuk pada 1973, ketika berada di bawah tekanan puluhan Negara Arab, sedangkan negara-negara Afrika memutuskan hubungan diplomatik, negara Yahudi ini membentuk hubungan militer yang erat dengan pemerintah apartheid Afrika Selatan.
Memo tertanggal 11 Oktober 1962 yang berlabel 'Sangat Rahasia' mengungkapkan, seorang pelatih militer Israel mengira menemukan seorang lelaki yang belakangan diketahui bernama Mandela, berasal Rhodesia - sekarang Zimbabwe. Ketika itu, kaum nasionalis Afrika memang sedang berjuang melawan kekuasaan kolonial.
Menurut memo itu, seorang pria bernama David Mobsari yang berasal dari Rhodesia bertemu dengan para pejabat beberapa bulan sebelumnya di Kedutaan Besar Israel di Etiopia. Dia menyatakan minatnya dalam taktik Hagana, gerakan perlawanan Yahudi praIsrael terhadap penguasa Inggris .
"Dia menyapa orang-orang kita dengan 'Shalom' , akrab dengan masalah Yahudi dan Israel dan memberi kesan sebagai seorang intelektual, " kata surat itu .
Ia menerima pelatihan judo, sabotase dan senjata ringan. Tak hanya itu, memo tersebut mengungkapkan, Ethiopians - sebuah nama kode yang jelas untuk agen Mossad di sana - mencoba membuatnya menjadi Zionis.
Hanya, setelah Mandela ditangkap dan fotonya dipublikasikan apakah Israel menentukan jati dirinya? Surat tersebut pun merujuk kepadanya sebagai 'Black Pimpernel'.
"Sekarang sudah jelas , melalui foto-foto yang dipublikasikan di media pada penangkapan di Afrika Selatan dari 'Black Pimpernel ' bahwa David Mobsari dari Rhodesia memperkenalkan dirinya dengan sebuah alias dan bahwa keduanya sama," kata surat itu .
Dalam catatan tulisan tangan di sebuah surat yang ditulis 13 hari kemudian, ia mengatakan nama aslinya adalah Nelson Rolihlahla Mandela .