REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat (AS) pada Selasa (24/12) waktu setempat mengerahkan tim kecil marinir ke Uganda untuk mempersiapkan kemungkinan evakuasi lebih lanjut warga Amerika dari Sudan Selatan yang didera kekerasan, kata para pejabat.
Juru bicara Pentagon Kolonel Steven Warren mengatakan satu kontingen 'berukuran pleton' dari marinir dan pesawat C-130 telah dilepas dari penyebaran di Djibouti dan dikirim ke Entebbe, Uganda. "Langkah maju ini menyediakan Komando Tempur opsi tambahan dan kemampuan untuk lebih cepat merespon, jika diperlukan guna membantu melindungi personil dan fasilitas-fasilitas AS," kata Warren.
"Penyebaran dibuat dengan sepengetahuan dan kerja sama otoritas di Uganda," tambah Warren.
Pada Senin (23/12) kemarin Pentagon mengerahkan unit Korps khusus Marinir sekitar 150 prajurit ke Djibouti, tempat pangkalan utama AS, bersama dengan pesawat kargo dan beberapa helikopter. Gugus tugas, yang memiliki total 500 tentara, saat ini ditempatkan di pangkalan udara Moron di Spanyol selatan.
Militer telah mengirim 47-anggota petugas gabungan kekuatan ke Juba untuk memperkuat keamanan di kedutaan besar AS. Sekitar 100 orang Amerika dievakuasi pada inggu setelah upaya sebelumnya pada Sabtu harus dibatalkan karena pesawat Amerika datang di bawah serangan dari darat , dengan empat tentara terluka.
Sudan Selatan telah melihat wabah kekerasan sejak 15 Desember yang mengakibatkan ribuan orang tewas menurut laporan yang diterima oleh PBB. Sudan Selatan mendeklarasikan kemerdekaannya pada Juni 2011 dan masih menjadi negara termuda di dunia, lahir dari dekade-panjang perjuangan berdarah untuk kemerdekaan dari Sudan.