REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberadaan komunitas hijabers sangat menopang Industri Kecil Menengah (IKM). Khususnya dalam industri tekstil busana muslim. "Keberadaan mereka sangat memajukan sektor bisnis ini," kata Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Euis Saedah, kepada ROL, kemarin.
Menurut Euis, komunitas hijabers sangat berperan baik dari segi konsumen, pemasaran, hingga produsen. Anggota komunitas ini sudah mencapai angka 10 ribu di seluruh Indonesia. Angka ini masih belum menyeluruh mengingat banyaknya komunitas hijabers regional di beberapa daerah.
Keberadaan komunitas hijabers memang mereka yang berbusana muslim. Selain menyukai trennya, mereka juga berkembang sebagai penjual dan mengembangkan sektor bisnis ini.
Meski masih dalam skala bukan produksi masal, produk mereka sudah mendunia. Eropa dan Amerika sudah melirik karya busana muslim hasil produksi dalam negeri. Pada awal tahun kemarin bahkan muncul label Reneo, yakni sejenis 'zara'-nya Indonesia.
Digawangi Irna Mutiara sebagai pelopor desainer busana muslim berbakat, produk IKM banyak yang telah dihasilkan. Bahkan di tangan Irna, hasil kerajinan tangan berupa taplak meja asal Nusa Tenggara Barat yang tak dilirik menjadi bernilai tinggi. Sebab dia mengolahnya menjadi tas unik.
Euis optimistis IKM Indonesia terutama sektor tekstil akan berkembang pesat tahun depan. Tentu saja melihat hasil produk yang berkualitas dan tak kalah dengan produk asing. Tahun depan, akan banyak agenda penelitian dan pengembangan sektor IKM.