Kamis 26 Dec 2013 10:24 WIB

Israel Akan Bangun Lagi Pemukiman di Tepi Barat

Pemukiman Israel di Tepi Barat
Pemukiman Israel di Tepi Barat

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu diperkirakan mengumumkan rencana pembangunan ribuan rumah baru di permukiman Yahudi, menjelang pembebasan 26 tahanan Palestina yang direncanakan, kata media Israel, Rabu (25/12).

Juru Bicara Kantor Perdana Menteri Mark Regev menolak untuk mengomentari laporan tersebut. Jejaring berita Walla!, dengan mengutip keterangan seorang pejabat, mengatakan, "Gelombang pembangunan mendatang akan memiliki jangkauan luas."

Namun, pejabat itu tidak memberi keterangan secara khusus di mana pembangunan tersebut akan dilaksanakan, tapi menjelaskan itu akan berada di permukiman, apakah di Tepi Barat Sungai Jordan maupun Jerusalem Timur.

Jika apa yang diumumkan Israel benar-benar dilaksanakan pekan depan, itu akan sangat bertolak-belakang dengan permintaan yang diajukan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry, demikian laporan Xinhua, Kamis pagi.

Kerry pekan lalu meminta Netanyahu agar tidak mengumumkan pembangunan lagi di permukiman setelah pembebasan tahanan Palestina, karena khawatir itu akan menjadi pukulan serius bagi pembicaraan perdamaian, yang memang sudah macet.

Pemerintah Israel mensahkan pembebasan 109 tahanan Palestina sebagai "isyarat" di tengah upaya untuk melanjutkan pembicaraan perdamaian pada Juli lalu, setelah tiga tahun macet akibat berlanjutnya pembangunan permukiman Yahudi di wilayah Jerusalem Timur dan Tepi Barat --yang dicaploknya setelah Perang Timur Tengah 1967 dan direncanakan menjadi bagian dari negara masa depan Palestina.

Gelombang ketiga pembebasan tahanan --26 orang Palestina-- direncanakan dilakukan pada 29 Desember, setelah pembebasan tahanan lain pada Agustus dan Oktober. Namun pembebasan tahanan Palestina itu selalu diikuti oleh pengumuman pembangunan ribuan uni rumah di permukiman Yahudi.

Kerry berusaha menyelamatkan pembicaraan perdamaian di tengah memburuknya proses tersebut dan belum lama ini mengajukan rencana pengaturan keamanan yang, menurut beberapa laporan, mensahkan sebagian besar tuntutan Israel termasuk kehadiran Israel di Lembah Jordan, di tanah yang akan menjadi bagian dari negara Palestina.

Uni Eropa juga memperingatkan jika pembicaraan tersebut gagal, mereka akan menganggap Israel bertanggung-jawab atas kegagalan itu.

Pada Rabu pagi, juru bicara Netanyahu urusan media internasional mengecam Presiden Palestina Mahmoud Abbas karena tidak mengutuk serangan gerilyawan baru-baru ini terhadap orang Israel. Salah satu serangan tersebut mengakibatkan tewasnya seorang Badui Israel yang berusia 23 tahun karena ditembak oleh penembak gelap di Jalur Gaza.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement