REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat membantah keberhasilan pembangunan semasa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono hanya dinikmati orang-orang kaya. Menurut mereka keberhasilan pembangunan juga dirasakan oleh rakyat miskin di desa.
"Masyarakat desa sangat merasakan pertumbuhan ekonomi," kata Wakil Ketua Umum Partai Demokrat, Nurhayati Ali Assegaf kepada wartawan di Senayan, Kamis (26/12).
Nurhayati mengatakan, saat ini masyarakat desa sudah menikmati program pemberdayaan ekonomi yang dicanangkan pemerintah. Program PNPM Mandiri misalnya, berhasil menciptakan pembangunan infrastruktur di desa. "Misalnya jalan-jalan, subsidi pupuk," ujarnya.
Dikatakan, keberhasilan pemerataan pembangunan juga bisa dilihat dari akses pendidikan yang bisa dinikmati seluruh masyarakat desa. Menurut Nurhayati pemerintah telah mencangkan program bidik misi. "Mahasiswa yang ikut program ini tidak hanya bebas kuliah tapi dapat insentif 600 ribu per bulan," katanya.
Ironisnya apa yang diklaim Demokrat sebagai keberhasilan ekonomi justru bertentangan dengan data yang pernah dikeluarkan Bada Pusat Statistik (BPS).
Menurut BPS, pada 2002 ada 20 persen orang kaya di Indonesia yang menikmati 41 persen pendapatan nasional. Sepuluh tahun kemudian, orang-orang kaya ini menikmati 49 persen pendapatan nasional atau hampir separuh dari total pendapatan negara.
Hal sebaliknya terjadi di kalangan masyarakat miskin. Pada 2002, 40 persen kelompok miskin hanya menikmati 20 persen pendapatan nasional. Angka itu terus menurun pada 2012 di mana orang miskin hanya menikmati 16 persen pendapatan nasional. Artinya hasil pembangunan semakin sedikit dinikmati orang miskin.