REPUBLIKA.CO.ID, MILAN -- Presiden Serie A Maurizio Beretta berfikir ulang untuk membahas sanksi terhadap suporter klub di Liga Serie A yang bernuansa rasis dan diskriminasi. Hal ini disampaikannya usai Derby Milan pada Senin (23/12) dini hari WIB.
Ketika itu suporter Inter Milan berteriak ke arah sejumlah pemain AC Milan yang bernuansa rasis. Jaksa Federal telah diminta untuk memberikan bukti lebih seksama terkait besaran dan skala dugaan pelanggaran.
Sebelumnya Inter dihukum dengan rencana penutupan sebagian stadion San Siro karena Ultras bersikap rasis kepada pemain Juventus saat bermain imbang 1-1 pada bulan September lalu.
Namun, penutupan sebagian stadion itu batal dilakukan sesaat sebelum Derby Milan dimulai. Beretta percaya sistem saat ini tidak tepat untuk menghukum para pelaku pelanggaran.
Beretta kepada legaseriea.it mengatakan, "Sudah jelas bahwa seluruh sistem sanksi telah memikirkan dengan cara yang salah karena berbagai alasan. Tidak tepat menghukum ribuan suporter karena ulah sejumlah orang".
"Sekarang kita dapat mengidentifikasi individu yang telah bertanggung jawab untuk perilaku ini tidak pantas," ujar Beretta.
Inter, Livorno dan Cagliari semua didenda jumlah yang lebih kecil setelah benda dilemparkan dari tribun. Lega juga telah melarang gelandang Milan Sulley Muntari selama tiga pertandingan setelah ia meninju rekan Inter Zdravko Kuzmanovic pada Derby Milan.