REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pengesahan Peraturan Daerah (Perda) Kota Depok sebagai Kota Layak Anak (KLA) 20 Desember 2013 lalu menghasilkan sejumlah PR (pekerjaan rumah) dengan sekelumit permasalahan anak.
Salah satunya, sebut saja kasus HIV/ AIDS yang hingga saat ini telah menjangkiti setidaknya delapan anak-anak di Kota Depok.
Perda KLA mengacu pada Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan Nomor 11-14 tahun 2011 dan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Intinya, negara berkewajiban memenuhi hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, berpartisipasi, perlindungan dari tindak kekerasan dan diskriminasi.
Lantas, sudah sejauh mana perhatian pemerintah bagi kedelapan anak-anak malang di Depok yang terjangkit virus mematikan tersebut? Tentu klaim sebagai Kota Layak Anak justru menjadi tamparan dan cibiran bagi Pemkot Depok ketika banyak kasus anak-anak yang bisa tertular HIV/ AIDS.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Noerzamanti Lies Karmawati MKes mengatakan, pihaknya terus mengamati perkembangan kasus HIV/ AIDS yang terjadi di Masyarakat, khususnya kedelapan anak-anak yang positif terkena virus mematikan tersebut.
Ia mengharapkan, dengan munculnya perda Depok sebagai KLA bisa menekan angka tersebut. "Kota layak anak maksudnya bukan berarti tidak ada persoalan dengan anak. Maksudnya, dengan kota layak anak, segala persoalan dengan anak bisa ditindaklanjuti," tuturnya kepada Republika, Rabu (25/12).
Di antara delapan balita tersebut, Luthfi yang masih berusia empat bulan terbaring lemah di Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM) Jakarta.
Tubuh ringkuhnya yang sangat kurus seperti penderita gizi buruk dan mata yang digerigoti bercak-bercak putih layaknya penyakit katarak membuat siapapun yang melihatnya iba. Luthfi hanya dirawat ibunya, L (19 tahun) setelah ditinggal kabur ayahnya yang tak tahu kemana.
Wali Kota Depok, Nur Mahmudi Ismail pada Rabu (24/12) lalu menyatakan akan mengunjungi Luthfi. Namun disayangkan kunjungan tersebut ternyata batal. "Kemarin Pak Wali ada urusan penting, jadi ditunda. Tidak jadi ke sana," tutur Kabid Humas Pemkot Depok, Nessi Annisa Handari (25/12).
Katanya, Nur Mahmudi berjanji akan menengok kondisi si bayi malang itu dalam pekan ini. Virus HIV/ AIDS yang menggerogoti tubuh Luthfi membuat daya tahan tubuhnya melemah. Ia gampang terjangkit penyakit apapun. Untuk itu, Lies beberapa waktu lalu telah merujuk Luthfi ke RUmah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Jadi karena bayi itu positif HIV ia butuh ruang isolasi. Jadi kami rujuk ke RS Cipto," tutur Lies.
Lies mengatakan, jika terus dirawat di RS Depok, kondisi Luthfi dikhawatirkan akan terus memburuk. "Yang terinfeksi HIV itu kan sangat rentan dengan penyakit sekecil apapun, karena daya tahan tubuhnya sangat lemah. Jadi ia butuh ruang isolasi," katanya menambahkan.
Anak-anak yang tertular HIV AIDS sudah dipastikan berasal dari orang tuanya. Bisa jadi orang tuanya terlibat pergaulan bebas sebagai salah satu pintu masuk pembawa virus tersebut. Namun Lies mengatakan, jangan buru-buru menyalahkan si ibu berprilaku buruk, jika anaknya tertular HIV. "Bisa jadi ibunya adalah ibu rumah tangga baik-baik, namun suaminya yang nakal," tuturnya.