Jumat 27 Dec 2013 00:08 WIB

Pertamina: Pengembangan SPBG Terkendala Akses Pipa PGN

 Truk tangki sedang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta, Senin (23/12).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Truk tangki sedang mengisi bahan bakar minyak (BBM) di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta, Senin (23/12). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, pengembangan stasiun pengisian bahan bakar gas terkendala pipa distribusi PT PGN Tbk yang tidak bisa diakses.

"Kami banyak mengalami hambatan pengembangan SPBG, karena tidak diizinkan mengakses pipa distribusi gas yang kebetulan milik PGN," kata Juru Bicara Pertamina Ali Mundakir dalam rilis klarifikasi pemberitaan di Jakarta, Kamis.

Bahkan, lanjutnya, stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang sebenarnya siap beroperasi, belum terealisasi karena menunggu izin pembukaan akses pipa gas.

"Jika akses itu diperoleh, maka kami yakin pengembangan SPBG akan berjalan sesuai rencana," katanya.

Pada kesempatan itu, Ali membantah pemberitaan yang menyebutkan Pertamina melarang SPBU miliknya untuk dipakai dispenser BBG miliki PGN.

Justru, lanjutnya, sejak 2012, di lokasi SPBU tersebut akan dibangun SPBG, sehingga menjadi SPBG Eco Station, namun terkendala izin akses pipa PGN.

Ia juga mengatakan, Pertamina merencanakan SPBU yang memenuhi kelayakan standar operasional dan keamanan untuk ditambahkan fasilitas SPBG, sehingga menjadi SPBG Eco Station.

Hingga saat ini, telah terdapat dua SPBG Eco Station.

Dalam pelaksanaan strategi tersebut, Pertamina memerlukan dukungan pipa distribusi gas PGN untuk dapat membuka akses pipanya agar gas dapat dialirkan ke SPBU yang akan menjadi SPBG Eco Station.

Pada 2012, Pertamina telah menyampaikan rencana pembangunan SPBG Eco Station kepada PGN untuk mendapatkan izin akses pipa tersebut.

Namun, sampai saat ini?Pertamina belum mendapatkan izin mengakses pipa tersebut.

"Kini muncul rencana masuknya dispenser gas PGN ke beberapa SPBU Pertamina yang di antaranya merupakan 'plotting' yang telah diajukan Pertamina kepada PGN ketika mengajukan izin pemanfaatan pipanya," ujar Ali.

Namun demikian, lanjutnya, setelah PT Pertagas selesai membangun pipa distribusi gas, maka akan mengurangi ketergantungan pipa lain.

"Pada akhirnya, pipa Pertagas ini akan mendukung konversi BBM ke gas, khususnya pengadaan bus BBG yang direncanakan Pemda Jakarta," ujar Ali.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement