Jumat 27 Dec 2013 07:05 WIB

Kabupaten Simalungun Rawan Longsor

Jalan longsor.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Yasin Habibi
Jalan longsor. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Sebagian besar wilayah Kabupaten Simalungun di Provinsi Sumatera Utara, dengan luas 438.660 hektare merupakan daerah perbukitan, sehingga menjadikan Tanah Habonaron do Bona ini sangat rawan bencana alam longsor.

Sepanjang tahun 2013 sedikitnya terjadi puluhan longsor yang melanda hampir merata di 33 kawasan kecamatan, dengan menelan tujuh nyawa tewas dan kerugian materi besar bagi warga dan pemerintah setempat.

Jalan provinsi yang rawan longsor itu terdapat di ruas jalan Pematangsiantar- Perdagangan dan Pematangsiantar-Tanah Jawa. Adapun ruas jalan nasional terdapat antara Pematangsiantar- Parapat.

Sementara ruas jalan kabupaten yang rawan longsor terdapat di Sondi Raya-Sindar Raya penghubung Kecamatan Raya dan Kecamatan Raya Kahean sepanjang lebih kurang 36 kilometer. Kemudian, ruas jalan Keriahan-Negeri Dolok yang menghubungkan Kecamatan Raya dan Silau Kahean sepanjang lebih kurang sembilan kilometer.

Ruas jalan Negeri Dolok-Marubun Langkang yang menghubungkan Kecamatan Silau Kahean dan Dolok Silau sepanjang 21 kilometer.

Jalan lintas umum ke Kota turis Parapat kawasan Kecamatan Dolok Panribuan-Girsang Sipangan Bolon di lima titik telah mengalami kelongsoran dan delapan titik lainnya berpotensi amblas sehingga rawan menimbulkan kecelakaan.

Demikian juga jalan lintas ke Kota Perdagangan, tepatnya di Km 20 kawasan Kampung Marihat Tempel Nagori (Desa) Pamatang Sahkuda Kecamatan Gunung Malela yang tidak bisa lagi dilalui kendaraan besar.

Setelah hampir setahun berlalu, jalan ini belum diperbaiki secara permanen sehingga berdampak pada tutupnya puluhan kedai-kedai warga setempat, sedangkan jalan alternatif lintas perkebunan juga mengalami kerusakan dan jembatan amblas akibat dilalui kendaraan melebihi kapasitas jalan.

Di Kecamatan Siantar, jembatan penghubung Pematangsiantar-Simalungun-Asahan di kilometer 6, Desa Semangat Baris, putus total, akibat meluapnya Sungai Marihat. Peristiwa itu terjadi Kamis, 7 Februari 2013.

Jalan penghubung Nagori (Desa) Bandar Pulo Kecamatan Bandar dengan Nagori Talun Madear Kecamatan Pematangbandar kondisinya sangat memprihatinkan dan nyaris putus akibat tergerus air. Sedangkan longsor yang menewaskan empat orang terjadi di objek wisata Pantai Paris Nagori Tigaras Kecamatan Dolok Pardamean pada Sabtu, 9 November 2013 dan tiga orang di Nagori Karaiahan Kecamatan Raya Kahean pada 4 Januari 2013.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Simalungun Jan Sardion Purba menjelaskan struktur tanah perbukitan yang labil, penebangan hutan secara liar dan hujan sepanjang tahun menjadi faktor kerawanan longsor di kabupaten ini.

Jan Sardion mengimbau kepada masyarakat untuk menghidupkan kembali budaya gotong royong dan membangun permukiman dengan memakai skala standar bangunan untuk menghindari korban jiwa.

"Mari kita galakkan penanaman pohon sebagaimana program Nasional dan menjaga tanaman itu tumbuh subur supaya mampu menyerap dan membagi debit air di tanah ke merata tempat," kata Kepala BPBD ini.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement