REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD I Golkar Banten terpilih, Ratu Tatu Chasanah berharap kader Golkar di provinsi tersebut tidak terpecah belah di bawah kepemimpinannya. Apalagi dalam beberapa bulan, soliditas Golkar akan diuji dalam pemilu 2014.
"Musdalub ini tidak menjadi pemecah belah. Karena April nanti kita akan bertarung jadi Banten harus solid," kata Ratu Tatu di Kantor DPP Partai Golkar Banten, Slipi Jakarta, Jumat (27/12).
Tatu yang juga adik Ratu Atut Chasiyah merasa tidak memiliki masalah dengan pesaingnya di Musdalub Golkar, Iman Aryadi. Menurut Tatu dia dan Aman sudah pernah bekerja sama menjalankan roda partai di Banten.
"Saya dengan Pak Iman setiap hari kerja sama. Pak Iman sekretaris dan saya ketua harian (DPD I Banten)," ujarnya.
Kasus hukum yang menjerat Atut tidak menjadi beban bagi Tatu memimpin Golkar Banten. Menurutnya penduduk Banten yang besar tidak akan sepenuhnya tergiring opini negatif media.
"Saya tidak merasa dibayangi kasus Atut. Penduduk Banten 11 juta jiwa. Tidak semua yang ditampilkan media mewakili masyarakat Banten," katanya.
Tatu juga mengaku juga tidak khawatir dengan opini dinasti yang saat ini dialamatkan kepada keluarganya. Dia percaya pada saatnya nanti masyarakat Banten akan kembali memilih Golkar yang dipimpinnya.
"Sebetulnya dinasti itu sendiri, dinasti yang mana? Kan yang memilih masyarakat Banten. Kami keluarga tidak mengenal dinasti," katanya.
Hari ini DPD I Partai Golkar Banten menggelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) untuk mencari ketua baru. Adik Ratu Atut Chasiyah, Ratu Tatu Chasanah terpilih sebagai Ketua DPD I Golkar Banten. Tatu unggul satu suara dari pesaingnya, Iman Aryadi.
Dari 12 suara yang diperebutkan Tatu memperoleh enam suara. Sedangkan Iman memperoleh lima suara. Satu suara sisanya yang menjadi hak tidak digunakan alias abstain.