Sabtu 28 Dec 2013 13:07 WIB

Ahli Masak Promosikan Citarasa Kuliner Khas Bumiputera Australia

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID, ADELAIDE -- Chep terkenal di Adelaide bereksperimen dengan berbagai rasa masakan baru yang bersumber dari bahan makanan dan bumbu yang biasa digunakan oleh masyarakat bumiputera Aborigin di daerah  terpencil.

Jock Zonfrillo, chef dari restoran Street A-D-L dan Orana di Adelaide mengatakan dirinya  berhasil menemukan ratusan rasa masakan dan bumbu baru yang belum pernah didengar atau dimasak sebelumnya dalam dunia kuliner .

Temuan rasa dan bumbu baru itu didapatkannya setelah ia menghabiskan waktu selama beberapa pekan mengunjungi komunitas bumiputera Australia seperti di Pulau Elcho yang berlokasi di lepas pantai Daratan Arnhem dan sejumlah komunitas lain di seluruh kawasan Kimberley di Australia Barat.

Di pedalaman Australia itu, Zonfrillo mempelajari berbagai resep masakan baru dan teknik memasak dari masing-masing komunitas yang ditemuinya. “Saya belajar langsung dari masyarakat di komunitas itu, kebanyakan warga yang tua yang benar-benar mengerti resep dan teknis khas  masakan di komunitasnya. Beberapa ada yang enak dan beberapa ada yang tidak, tapi setiap hari ada saja hal baru yang saya pelajari,” ungkapnya.

Zonfrillo kemudian membawa pengetahuan resep dan bumbu yang didapatnya dari warga bumiputera Australia itu ke dapurnya  di restoran di Adelaide. Ia kemudian mengkombinasikan dengan makanan yang umum dimasak di dapurnya. "Saya tidak memberi nama khusus untuk bumbu dan rasa baru itu, karena saya memang berusaha meracik makanan khas Australia yang sesungguhnya. Yakni masakan yang mewakili kebudayaan dan kekayaan bumbu dari kedua pihak baik warga bumiputera maupun warga non bumiputera di Australia.”

Meski banyak menggunakan bahan makanan dan rasa baru khas bumiputera yang ditemukannya di pedalaman Australia dalam menu-menu  yang disajikan di restorannya, namun Zonfrillo tidak memberi label makanan bumiputera Australia atau yang dikenal dengan sebutan 'bush tucker'.

"Sayangnya hingga kini stigma terhadap ‘bush tucker’ masih ada, oleh karena itu restoran kami tidak menamainya demikian kita bahkan juga  tidak mengungkapkan bumbu-bumbu khas bumiputera Australia yang kita gunakan sama sekali,” tegasnya.

"Dari pengamatan saya, dua kata itu ‘bush tucker’ saja bisa membuat orang mendongak terkejut begitu tahu menu yang tengah disantapnya menggunakan bahan makanan dan bumbu khas bumiputera,” katanya.

"Jadi di menu kita hanya menyebut masakan itu dengan nama biasa seperti,  Iga Babi  atau Sandwich daging Kangguru,” Zonfrillo mencontohkan.

"Padahal masakan yang saya buat mengandung banyak bumbu khas masyarakat bumiputera baik dalam bentuk bumbu yang direndam terlebih dahulu maupun saus.”

“Dan bumbu itu membentuk rasa yang tidak akan anda temukan di Eropa, atau  dimana pun di dunia ini. Rasa dan aroma itu benar-benar unik bagi Australia jadi mengapa tidak kita gunakan saja, ” katanya bersemangat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement