REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Bruno Kupok mengatakan, peristiwa penutupan Bandara Turelelo Soa di Kabupaten Ngada pada Sabtu (21/12), bukan peristiwa pertama di daerah itu.
"Kami mencatat, kejadian penutupan bandara seperti di Ngada itu sudah yang kedua kalinya yang menghambat maskapai penerbangan karena bupati tersinggung dan mengorbankan kepentingan yang lebih besar," kata Bruno Kupok, di Kupang, Jumat (27/12), terkait penutupan Bandara Turelelo Soa dan bagaimana agar peristiwa serupa tidak terulang.
Dia mengatakan, secuil kepala daerah sering bertindak arogan untuk menunjukan kekuasaan dan mengorbankan kepentingan yang lebih luas.
Oleh sebab itu, ke depan harus ada sikap tegas terhadap bupati atau siapa saja yang bertindak mengganggu akses untuk kepentingan publik.
"Saya kira ke depan harus ada sikap tegas terhadap bupati atau siapa saja mengganggu akses kepentingan publik karena kami mencatat peristiwa ini sudah yang kedua kali, yang menghambat maskapai penerbangan karena bupati tersinggung," katanya.
Bupati Ngada Marianus Sae yang dihubungi terpisah menolak memberikan komentar terkait penutupan Bandara Turelelo Soa di Kabupaten Ngada, yang dilakukan belasan anggota Satpol PP Ngada.
Bruno Kupok mengharapkan, jika ada kepala wilayah yang ingin melakukan perjalanan secara mendadak dan tidak memperoleh tiket, dapat mengomunikasikan secara baik dengan maskapai penerbangan.
"Kita memahami bahwa, pada saat-saat tertentu, kepala wilayah harus melakukan perjalanan dinas secara mendadak, tetapi kalau ada kesulitan untuk mendapat jatah tempat duduk, maka dapat dikomunikasikan dengan baik untuk dicarikan jalan keluar," katanya.
Dengan demikian, peristiwa serupa tidak terulang di waktu-waktu mendatang, kata Bruno Kupok menambahkan.