REPUBLIKA.CO.ID,PEKANBARU--Kepolisian Daerah Riau berkoordinasi dengan kepolisian Provinsi Bangka Belitung untuk menangkap para bajak laut yang menyandera sebuah kapal pengangkut barang di perairan Selat Malaka.
"Informasinya memang kapal dibajak dan pelaku menyandera nakhodanya. Untuk pengungkapan kasus ini harus dilakukan upaya optimal termasuk berkoordinasi dengan Polda Babel," kata Kepala Bidang Humas Polda Riau Ajun Komisaris Besar Guntur Aryo Tejo kepada Antara di Pekanbaru, Sabtu
Kepolisian Daerah Riau mendapat informasi terjadinya perompakan (perampokan di tengah laut) dengan pelakunya menyekap seorang nakhoda kapal yang tengah berlayar di perairan sekitar Selat Malaka sejak beberapa waktu lalu."Kejadiannya sudah pekan lalu, namun baru dilaporkan oleh korban kemarin," kata Guntur.
Kronologi kejadian menurut pelapor, kata Guntur, saat itu kapal pengangkut barang yang dinahkodai oleh Indra dan ada beberapa anak buah kapal berangkat dari Selatpanjang, Kepulauan Metanti menuju daratan Bangka Belitung.
Namun sesampainya di sekitaran perairan Selat Malaka tepatnya tidak jauh dari perairan Tanjung Balai, Kepulauan Riau, sebuah kapal yang ditumpangi para perompak memepet dan langsung melakukan penyekapan.
Tidak hanya nahkoda, kata dia, menurut laporannya sejumlah ABK yang ada di lambung kapal juga disekap hingga tidak bisa memberikan perlawanan.
Ketika itu, menurut laporan korban, para pelaku meminta pihak nahkoda untuk segera menghubungi pemilik barang bawaan kapal tersebut dengan meminta uang tebusan senilai Rp400 juta.
Uang tersebut, menurut laporannya, dikirimkan oleh pemilik barang lewat transaksi perbankan online. Namun penjahat tersebut dikabarkan hanya membebaskan para ABK dan masih tetap menahan kapal dan seorang nakhoda.
Mendapati hal itu, pemilik kapal dan barang tersebut mendatangi Polda Riau untuk melaporkan peristiwa tersebut.