REPUBLIKA.CO.ID, Harian The New York Times mengatakan serangan 11 September 2012 terhadap misi diplomatik Amerika di Benghazi, Libya, dipimpin oleh dua orang yang langsung diuntungkan oleh serangan udara dan dukungan logistik NATO ketika terjadi pemberontakan terhadap Moamar Gaddafi.
Koresponden Times David Kirkpatrick menulis bahwa berbeda dari klaim beberapa anggota Kongres Amerika, serangan itu dipicu oleh kemarahan terhadap video yang dibuat di Amerika yang memperolok-olokkan Islam. Laporannya didasarkan pada wawancara secara luas dengan sumber-sumber di Benghazi yang tahu tentang serangan itu seperti dilansir situs VOA.
Dalam serangan 2012, massa yang marah membunuh empat orang Amerika, termasuk Duta Besar Christopher Stevens. Segera setelah serangan itu, pemerintahan Obama mengatakan kematian itu merupakan akibat demonstrasi anti Barat yang tidak terkendali. Warga Muslim di seluruh dunia marah dengan sebuah video yang mencemoohkan Nabi Muhamad.
Beberapa laporan mengatakan serangan Benghazi diorganisir oleh kelompok teroris terkait al-Qaida. Laporan Kirkpatrick pada Sabtu (28/12) itu mengatakan tokoh utama dalam serangan 11 September di Benghazi adalah seorang pemimpin milisi anti-Gaddafi, Ahmad Abu Katala.