REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Pemilihan pasangan bupati dan wakil bupati Cirebon putaran kedua digelar hari ini, Ahad (28/12). Namun, agaknya partisipasi masyarakat tidak terlalu banyak. Hal itu terlihat dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang sepi.
Seperti yang terlihat di TPS 06 Desa Penpen, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Sejak panitia membuka kegiatan pencoblosan pukul 07.00 WIB, hanya ada segelintir warga yang datang menyalurkan haknya.
Begitu pula yang terlihat di TPS 12 Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu. Suasana TPS pun sangat lengang, hanya beberapa warga yang terlihat mendatangi TPS. Bahkan, panitia terpaksa memberikan imbauan melalui pengeras suara masjid agar warga bersedia mendatangi TPS.
Di TPS 04 Kelurahan Kaliwadas, Kecamatan Sumber, dari 407 pemilih yang ada dalam DPT, hanya 51 persen warga yang menyalurkan hak pilihnya. TPS itu merupakan tempat calon bupati Sri Heviyana bersama suaminya, Dedi Supardi, menyalurkan hak pilihnya.
Sepinya pemilih juga terlihat di TPS 09 Kedungjaya, Kecamatan Kedawung. Dari jumlah DPT yang tercatat sebanyak 370 orang, jumlah pemilih yang datang hanya 163 orang atau 44,05 persen.
"Jumlah pemilih pada plibup putaran kedua ini jauh lebih sedikit dari putaran pertama yang mencapai 85 persen," ujar Ketua KPPS setempat, Gozi M.
Ketua KPU Kabupaten Cirebon, Iding Wahidin, berdalih, minimnya anggaran dalam pilbup putaran kedua menjadi penyebab turunnya jumlah pemilih. Dengan anggaran pilbup putaran kedua sebesar Rp 10,9 miliar, dia mengaku sulit melakukan sosialisasi kepada masyarakat.