REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kongres Yahudi Eropa mengutuk sikap striker West Bromwich Nicolas Anelka yang merayakan gol dengan cara menampilkan salam quenelle. Kongres Yahudi pun mendesak Anelka mendapat hukuman sama dengan pesepakbola yang menampilkan salam khas Nazi.
"Memuakkan melihat pesepak bola yang populer akan melakukan sikap tubuh melecehkan dan penuh kebencian di depan puluhan ribu penonton," kata Presiden Kongres Yahudi Eropa, Moshe Kantor.
"Semestinya tidak ada ruang untuk intoleransi dan rasisme di olahraga dan kami berharap para ofisial Liga Utama Inggris serta polisi akan memberi hukuman yang layak kepada Anelka."
"Kami tahu bahwa para ofisial sepak bola Inggris memiliki toleransi yang sangat rendah terhadap rasisme di pertandingan-pertandingan sepak bola dan memperlihatkan nol toleransi untuk salam Nazi yang penuh kebencian ini."
Gara-gara caranya merayakan gol sehingga timnya imbang 3-3 melawan West Ham, Sabtu kemarin, penyerang West Bromwich Albion, Nicolas Anelka, akan menghadapi penyelidikan FA. Dia dianggap rasis anti Semit.
Pemain Prancis 34 tahun itu mendapat banyak kritik setelah ia merayakan gol pertamanya di Upton Park, dengan menampilkan salam quenelle yang dipopulerkan komedian Prancis, Dieudonne Mbala Mbala.
Sikap tubuh dalam salam quenelle itu, lengan atas kanan dipegang tangan kiri sembari jari tangan kanan menunjuk ke bawah. "Salam" quenelle ini "dijadikan" simbol anti kemapanan dan "bentuk modern" salam khas Nazi pada masa Hitler berkuasa.