Senin 30 Dec 2013 10:35 WIB

Perubahan

Ustaz Yusuf Mansur
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ustaz Yusuf Mansur

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Ustaz Yusuf Mansur

Banyak orang mau berubah. Segala cara dilakukan. Segala upaya dilakukan. Untuk menjadi lebih baik lagi. Sebagiannya berhasil, meski tanpa melibatkan Allah. Sebagiannya tidak berhasil, meski sudah melibatkan Allah.

Yang berhasil berubah, tanpa melibatkan Allah, apalagi keadaannya jauh dari Allah, itu pertanda istidraj. Istidraj adalah keadaan, Allah membuka banyak pintu kebaikan, sedang hamba-Nya ada atau banyak melakukan maksiat.

Bila ia mau bertaubat, maka pahala dan kebaikan bagi mereka yang mau bertaubat tentu besar sekali. Mereka yang tidak mau bertaubat, malah lalai dengan perubahannya, bisa jadi di depan, saat Allah sudah memutuskan Keputusan-Nya, keadaannya jauh lebih sulit ketimbang sebelum ia berubah.

Yang belum berhasil berubah, padahal sudah melibatkan Allah, maka ketauhilah. Perubahan terbaik itu bukan perubahan-perubahan dunia.

Umar bin Khattab pernah berkata, "Bagiku kebaikan dan keburukan sama saja. Sebab aku tahu dua-duanya adalah baik buatku."

Bila seseorang ingin berubah, lalu ia melibatkan Allah. Ia dekati Allah, ia libatkan Allah, dan ia ubah dirinya dengan cara-cara yang Allah ridha, seperti dulunya tidak shalat, lalu shalat.

Dulunya tidak rajin mengkhatamkan Alquran, kini ia kejar perubahan lewat pintu Alquran. Ia dawamkan one day one juz (ODOJ), atau minimal ODOL, one day one lembar. Ia pun ikut program ODOA, one day one ayat.

Ia benahi kualitas shalatnya, berjamaah, dan di masjid. Ia ubah dirinya menjadi tidak pelit. Ia ringankan dirinya melakukan qiyaamullail, dhuha, dan sedekah. Maka sesungguhnya itulah perubahan terbaik.

Apalagi jika ia berubah menjadi pribadi yang jujur, nggak mau rezeki haram, syubhat, nggak mau bikin dosa baru, sungguhpun perubahan dunia belum terjadi, bahkan mungkin saja keadaan makin sulit buatnya, itulah perubahan sejati. Soal dunia, tinggal tunggu waktu saja.

Di penghujung 2013, di tahun baru hijriyah 1435, meski tak ada ajaran untuk memperingatinya, tapi introspeksi adalah hal baik. Muhasabah adalah hal yang memang dianjurkan.

Di semua waktu. Nggak usah menunggu akhir dan awal tahun. Siapa yang harinya lebih buruk atau sama dengan kemarin, ia sudah merugi. Hari ini ia harus lebih baik lagi dari hari kemarin.

Namun bagi mereka yang kepengen berubah secara dunia, dan untuk menyongsong masa depan, bolehlah ia mencatat, perubahan apa yang ia inginkan?

Saya punya sedikit cara. Insya Allah banyak berhasilnya, dengan sabar dan baik sangka sebagai pakaiannya. Yakni lewat Jalan Alquran, shalat, doa, dan sedekah.

Catat dulu kondisi sekarang ini. Supaya perubahan itu ada dokumentasinya. Rumah, ngontrak atau punya sendiri. Kecil apa besar. Hutang punya apa engga. Berapa? Penyakit, ada apa tidak? Gaji, berapa? Kondisi usaha bagaimana?

Sebelum memulai langkah hebat perubahan, apakah sudah dalam kondisi menikah? Punya anak? Catat, dan dokumentasikan.

Bila perlu, ada foto-fotonya. Misal, rumah masih ngontrak, maka rumah itu difoto. Untuk kemudian dilihat di kemudian hari setelah amalan perubahan dilakukan.

Namun tolong diingat perubahan terbaik yang saya maksud di atas. Berikut ini, adalah perubahan dunia yang kita minta dari Allah, Raja Dunia, Pemilik Dunia. Insyaa Allah jadi ibadah terbaik kita, aamiin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement