Senin 30 Dec 2013 18:34 WIB

Sekda Ambil Alih Kursi Pimpinan di Gunung Mas

Rep: Andi Mohammad Ikhbal/ Red: Nidia Zuraya
Hambit Bintih
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Hambit Bintih

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Gunung Mas segera menjabat sebagai pelaksana harian (Plh)Bupati per Januari 2014. Dengan gagal dilantiknya Hambit Bintih, maka roda pemerintahan di daerah tersebut tetap tidak boleh kosong.

Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Restuardy Daud mengatakan, hal itu sudah diantur dalam Undang-undang (UU) nomor 32 tahun 2004, tentang Pemerintah Daerah (Pemda) dan Peraturan Pemerintah (PP) nomor 6 tentang pengangkatan, pengesahan, pelantikan dan pemberhentian kepala daerah.

 “Jangan sampai roda kepemerintahan kosong. Kalau nunjuk wakil dia seharusnya dilantik bersama Bupati Hambit, jadi harus sekda yang menggantikannya,” kata Ardy pada ROL di kantor Kemendagri, Senin (30/12).

Kemudian, terkait kelanjutan Hambit sendiri, kata dia, masih menunggu keterangan resmi dari Gubernur Kalimantan Tengah, Teras Narang. Kalaupun harus mengambil terobosan dalam membuat regulasi baru, termaksud Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu), harus dikaji terlebih dahulu, jangan sampai menimbulkan implikasi hukum.

Dia juga menyebutkan, akan meninjau kembali aturan, bagaiamana status kepala daerah terpilih pemenang pemilu yang terlibat kasus hukum, hingga ditetapkan sebagai tersangka dugaan kasus korupsi.  Ardy sendiri masih belum tahu, langkah apa yang harus dilakukan bila nantinya Hambit ditetapkan sebagai terdakwa.

“Masa harus pemilukada ulang. Kalaupun Hambit diberhentikan, dia belum dilantik. Dan kalau mengangkat wakil, mereka kan pasangan calon. Lalu bagaimana kelanjutnya, itulah yang akan dibahas nanti,” ujar dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement