REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah melakukan persiapan matang dan beberapa kali penundan, PT PLN Batam dijadwalkan akan melakukan pelaksanaan penawaran saham perdana (IPO) pada kuartal IV 2014. Rencana ini mundur dari rencana semula kuartal I karena pertimbangan kondisi perekonomian nasional yang belum stabil tahun ini.
"Penjadwalan ulang pelaksanaan IPO tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan kualitas kinerja perusahaan sebelum terdaftar di bursa," kata M Tagor Sidjabat, Direktur Operasi anak perusahaan PT PLN (Persero) seperti dikutip pada rilis, Selasa (31/12).
Menurut Tagor, sejauh ini perusahaan sudah melakukan sejumlah persiapan agar dapat terdaftar di bursa. Antara lain dengan menunjuk pelaksana penjamin emisi PT Bahana Sekuritas. Selain itu, perusahaan masih menghitung besaran harga dan jumlah saham yang akan dilepas di bursa.
PT PLN Batam berencana menggunakan dana hasil IPO itu untuk pengembangan usaha, termasuk membangun sejumlah pembangkit listrik sendiri. Di antaranya, adalah PLTG Tanjung Uncang total 190 MW yang ditargetkan beroperasi akhir 2014 dan PLTU Batam 2X100 MW pada 2015/2016.
Tagor menyebutkan bahwa perusahaan mempertimbangkan dua alternatif, yakni di Bursa Efek Indonesia atau bursa Singapura sebagai tempat penjualan ssaham. Bursa negara jiran tersebut menjadi salah satu pilihan karena pertimbangan investor Singapura yang sudah mengenal baik wilayah Batam. "Namun prioritas tentunya tetap pasar modal nasional," katanya.
Pelaksanaan IPO PLN Batam mengalami revisi beberapa kali. Awalnya, PLN Batam akan "melantai" di bursa pada 2012, lalu mundur menjadi semester II 2013 kemudian ditunda pada kuartal I 2014 dan terakhir dijadwalkan kuartal IV tahun depan. Saham PT PLN Batam saat ini 99,99 persen dikuasai oleh PT PLN (Persero) sedangkan sisanya milik Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan (YPK) PLN.