Rabu 01 Jan 2014 00:12 WIB

Malam Perayaan Tahun Baru di Filipina Hingga Korea Utara

Instalasi pasir dan lampu menyambut tahun baru di Filipina (ilustrasi)
Foto: AirAsia.com
Instalasi pasir dan lampu menyambut tahun baru di Filipina (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SIDNEY -- Selandia Baru, Australia dan negara-negara mini di Pasifik Selatan sudah memasuki tahun baru 2014, demikian pula wilayah Indonesia bagian timur dan tengah.

Yang juga sudah melewati malam pergantian tahun ini adalah Filipina. Sayangnya di sini diwarnai insiden membuat lebih dari 260 orang terluka karena terhantam semburan kembang api.

Perayaan tahun baru di Filipina mempunyai arti tersendiri mengingat negeri ini, khususnya kota Tacloban, baru saja ditimpa bencana besar Topan Haiyan yang merenggut lebih dari 6.100 meninggal dunia dan 1.800 lainnya dinyatakan hilang.

"Kebanyakan orang di sini menyambut Tahun Baru setelah kehilangan orang tua mereka, sanak famili dan keluarga sehingga Anda bisa membayangkan bagaimana perasaannya," kata kepala desa Anibong, Maria Rosario Bactol, yang masuk kawasan Tacloban.

Cina merayakan tahun baru dengan memusatkan perayaan di Tembok Besar dekat Beijing dan Tanggul Besar Shanghai, namun pemerintah kota Wuhan di provinsi Hubei melarang pesta kembang api digelar di sini.

Di Jepang, ribuan orang yang sebagian mengenakan kimono berdoa, membunyikan lonceng dan melemparkan koin dengan berharap kesehatan, kemakmuran dan kebahagian hidup mereka.

Kuil-kuil membunyikan lonceng sebanyak 108 kali yang menandakan 108 noda-noda mental yang menghambat masuk ke nirwana seperti diyakini Budhisme, menyambut Tahun Kuda ini.

Rakyat Jepang berharap pada pulihnya perekonomian yang untuk pertama kalinya terlihat selama bertahun-tahun sejak Perdana Menteri Shinzo Abe memerintah.

Di Korea Utara, pesta kembang api berlangsung di Lapangan Kim Il Sung dan Lonceng Pyongyang Bell, sedangkan di Hong Kong, puluhan ribu orang menyaksikan pesta kembang api di Pantai Victoria, demikian CBS News.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement