REPUBLIKA.CO.ID, PAMEKASAN -- Madura tidak hanya dikenal sebagai Pulau Garam, akan tetapi juga dijuluki dengan Pulau Sapi. Hal ini karena ternak sapi, hampir semua masyarakat petani di perdesaan bisa dipastikan beternak sapi.
Kegemaran masyarakat Madura beternak sapi ini tidak hanya mendatangkan keuntungan secara ekonomi semata, namun kegemaran masyarakat di Pulau Garam ini juga mampu menciptakan tradisi dan budaya yang mengakar. Budaya karapan sapi, sapi sonok dan sapi taccek (sapi pajangan) merupakan potret kecintaan masyarakat terhadap ternak sapi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mencatat, populasi sapi di empat kabupaten di Pulau Madura itu setiap tahun terus bertambah. Hasil pendataan yang dilakukan lembaga itu menunjukkan, populasi sapi di Pulau Madura mencapai 806.608 ekor. Angka ini mengalami peningkatan dibanding 2012 yang hanya mencapai 787.424 ekor dengan jumlah terbanyak di wilayah Kabupaten Sumenep yakni mencapai 360 ribu ekor lebih.
Berdasarkan potensi yang ada itulah, maka pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian menganggap bahwa Pulau Madura memiliki potensi besar untuk dijadikan kawasan pengembangan peternakan sapi di Indonesia. Populasi sapi di Madura bahkan menyamai populasi sapi di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang selama ini dikenal sebagai sentra peternakan sapi di Indonesia.